[caption caption="Kegiatan PPL di Udinus berlangsung"][/caption]
Bekerjasama dengan pusat pembinaan profesi keuangan Kementrian Keuangan RI (Kemenkeu), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) sukses menggelar Pendidikan Profesi Berkelanjutan (PPL) pada Jumat (19/2) kemarin. Sejak pukul 08.00 s/d 16.00 aula gedung E lantai 3 dipadati peserta PPL dengan tema “Think New ASEAN”
Acara yang diikuti oleh para Dosen akuntansi dan Kantor Akuntan Publik (KAP) dari berbagai kota di Jawa Tengah ini bertujuan memperbaharui kaliber penyandang gelar Chartered Accountant (CA) dan Certified Public Accountant (CPA). Untuk menyegarkan sertifikat CA dan CPA, seorang akuntan dengan sertifikasi CA dan CPA wajib mengikuti 120 Satuan Kerja Pelatihan (SKP) setiap 3 tahunnya. Salah satunya diperoleh dalam acara PPL ini. Jadi dalam satu tahun, seorang akuntan bergelar CA/CPA harus mengumpulkan sebanyak 30 sampai 40 SKP
Berbanding lurus dengan mahasiswa akuntansi di Udinus yang diwajibkan mengakumulasi Angka Kredit Kegiatan Mahasiswa, para dosen pengampu dengan gelar CA atau CPA juga wajib mengumpulkan sedikitnya 120 SKP per 3 tahunnya. Apabila dalam 3 tahun tidak terpenuhi 120 SKP, maka sertifikasi yang sudah disandang bisa dicabut oleh organisasi profesi dalam hal ini Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) atau Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
“Gelar itu harus terus di update supaya selalu tersegarkan. Jadi pelatihan semacam ini perlu selalu diikuti oleh akuntan. Apalagi ini gratis karena penyelenggaranya dari Kementrian Keuangan” ujar Bambang Minarso S.E., M.Si., Akt, selaku panitia dari Udinus.
PPL ini menghadirkan Tarmizi Achmad selaku Ketua IAI Jateng, Suzy Noviyanti selaku Ketua IAPI Jateng, Agung Nugroho Sudibyo selaku KPMG The Big Four dan Triyanto selaku Kepala Sub Bidang Pengembangan Profesi Akuntansi. Materi yang disampaikan pembicara melingkupi banyak hal. Tidak terkungkum hanya soal pembukuan keuangan saja. Karena berdirinya perusahaan meliputi berbagai elemen penting seperti branding, manajemen, sumber daya baik manusia, alam dan lain sebagainya. Dan seorang akuntan atau auditor diharuskan mengerti keseluruhannya guna memuluskan proses audit dan pembuatan pembukuan laporan keuangan. Karena dalam penyajiannya, laporan keuangan sebuah perusahaan yang sudah go public harus lengkap dari berbagai aspek perusahaan. Salah satu materi yang disampaikan kemarin adalah persoalan branding berhasil dan tidaknya sebuah perusahaan mempertahankan loyalitas pelanggan. “Reputasi di dalam sebuah perusahaan mutlak ada. Loyalitas pelanggan musti dibangun, mulai dari tahap branding sampai bisa menarik hati pelanggan,” tutur Triyanto. (*humas)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H