Pilkada tidak harus dilakaanakan dengan nuansa yang mengandung unsur sara atau memanfaatkan unsur suku ras atau agama tertentu tetapi lebih baik ditekankan pada aspek program masing-masing kandidat karena menggunakan unsur-unsur sara audah tak relevan lagi di jaman sekarang. Disamping sara bisa memicu kekerasan sekarang masyarakat sudah semakin kritis akan siapa yang akan dipilihnya nanti dalam pilkada.
Kampanye dengan menggunakan pemaparan program dirasa lebih baik karena lebih memgena dihati masyarakat dibanding dengan menggunakan isu sara. Dengan mengedepankan penyampaian program masing-masing kandidat maka maayarakat akan tahu siapa calon pemimpin yang akan dipilihnya nanti. Kita akan tahu seberapa kemampuan calon pemimpin dari program-program yang ditawarkannya.
Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan calon pemimpin bisa dilakukan debat calon pemimpin yang disiarkan lewat stasion televisi. Disini calon kandidat diuji untuk menjawab semua pertanyaan mengenai visi misi mereka dan diadu dengan kandidat lain siapa yang lebih baik programnya dan kita tahu apakah mereka mampu untuk mengemban amanat sebagai pemimpin masa depan.
Dengan adu program seperti ini dirasa dapat memberikan citra sebagai kampanye yang damai dan tenang dan tidak mengganggu ibadah maayarakat. Kampanye yang menggunakan isu sara hanya akan mengganggu masyarakat. Masyarakat menjadi tidak tenang dan bisa memicu konflik di masyarakat karena masyarakat tidak mau agama mereka dihina dan dijadikan alat untuk kepentingan mereka.Â
