Mohon tunggu...
Ahmad Shalahuddin Mansur
Ahmad Shalahuddin Mansur Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Pegiat Dialog Lintas Iman dan Perdamaian. Fasilitator di Young Interfaith Peacemaker Community Indonesia. Penggerak Jaringan Gusdurian Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ahimsa for Peace

21 Oktober 2014   20:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:14 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


“Kebenaran adalah agamaku dan Ahimsa adalah satu-satunya jalan merealisasikannya.”

(All religions are true ; Mahatma Gandhi)

Umat beragama saat ini seolah tidak menemukan Tuhan dalam dirinya. Hari ini, agama dijadikan alat oleh orang-orang yang punya kepentingan tertentu, selain itu agama dijadikan alat untuk melancarkan kekerasan kepada sesama manusia. Agama yang seyogiyanya menghantarkan manusia kepada Tuhannya Yang Maha Kasih ternyata hanya terhenti pada pemaksaan kehendak saja. Sehingga menimbulkan konflik dimana-mana yang mengatasnamakan Tuhan. Dalam pepatah India kuno dikatakan, “tiada hukum di atas prinsip tanpa kekerasan”.

Konsep tanpa kekerasan (non-violence) sendiri sebenarnya telah diajarkan sekaligus diterapkan oleh Mahatma Gandhi dalam upaya memerdekakan India. Kontribusi terbesar yang telah diberikan Gandhi kepada kemanusiaan adalah pesannya tentang nir-kekerasan sebagai jalan perdamaian, keadilan dan Tuhan. Gandhi sangat serius ketika menghayati perintah-perintah suci dari Injil bahwa “Kamu tidak boleh membunuh” dan “Cintailah musuh-musuhmu”. Dia memandang bahwa ajaran ini parallel dengan tradisi Hindu tentang ahimsa (tidak boleh membunuh).

Dalam jalan inilah, Gandhi berdiri di panggung dunia sebagai seorang nabi dan utusan, rasul dari Tuhan untuk menceritakan kepada kita bahwa Tuhan adalah nir-kekerasan dan Gandhi menerapkan penolakan kekerasan terhadap hati dan hidupnya. Terbukti dengan sebuah konsep ahimsa yang telah mendarah-daging dalam diri Gandhi telah bisa melunakkan hati Afrika Selatan, India bahkan dunia. Hal ini akhirnya menafikan bahwa untuk mancapai sebuah perdamaian adalah perang atau mengangkat senjata. Tetapi, Gandhi mempunyai pemikiran bahwa nir-kekerasan bukanlah sekedar penolakan untuk membunuh. Nir-kekerasan adalah sebuah aksi atau tindakan cinta kasih dan kebenaran sebagai kekuatan positif untuk mewujudkan perubahan sosial.

Hari ini, dimana darah manusia masih tumpah ruah dimana-mana sosok Mahatma Gandhi dengan konsep ahimsa-nya sangat dirindukan dunia untuk mencapai sebuah perdamaian.


"Perdamaian itu terjadi diantara kalangan yang mengenal adanya Tuhan dan kasih"

- K.H.Abdurahman Wahid -

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun