Mohon tunggu...
setiadi ihsan
setiadi ihsan Mohon Tunggu... Dosen - Social Worker, Lecturer.

Menulis itu tentang pemahaman. Apa yang kita tulis itulah kita.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Betis Tidak Selalu Menggiurkan

2 Juni 2019   22:41 Diperbarui: 2 Juni 2019   23:20 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wanita itu makhluk Tuhan yang paling seksi. Itu menurut lirik sebuah lagu.

Setiap bagian tubuh dari wanita adalah keindahan. Betul apa betul? Banyak metafora dari bagian tubuh yang telah dirangkai oleh para pujangga.  Salah satunya adalah kaki panjang nan jenjang yang pastinya dipunyai para catwalkers. Dan dari bagian kaki ini, adalah betis, yang dalam tulisan ini saya ingin berbagi bahwa Kitabullah, Qur'an menyoal juga soal betis ini. Hmhhh, betis yang "ngaborelak" indah ketika tersingkap dari para catwalkers ternyata berlawanan dengan pengertian betis dalam Qur'an.

 Yuk kita mulai...

"Tamiang meulit ka bitis", satu ungkapan dari orang Sunda, soal betis. Ungkapan lain adalah "Murag bulu bitis". Dalam bahasa Melayu, kita punya peribahasa yang juga menggunakan kata betis: "Diberi betis hendak paha" atau "Dikacak betis sudah bak betis, dikacak lengan sudah bak lengan".

Dari ungkapan dan peribahasa yang mengandung kata betis sebagaiman telah dituliskan di atas, betis menyimbolkan pertahanan diri dalam peribahasa "tamiang meulit ka bitis', Betis sebagai simbol kenyamanan dari sebuah perjalanan dalam ungkapan "murag bulu bitis". Betis juga berarti kepantasan dalam ungkapan diberi betis hendak paha, dan simbol kekuatan untuk contoh peribahasa terkahir.

Nah, menarik bagi saya, kata betis juga ada dalam Kalam Ilahi, yang terkumpul dalam satu Kitab Suci, Qur'an.

Pertama, terdapat dalam peristiwa kunjungan Ratu Bilqis ke dalam istana N. Sulaiman. Sebagai response kekagetan atas apa yang akan dia akan injak, maka Ratu Bilqis menyingkapkan kedua betisnya, seperti dijelaskan dalam dalam QS 27:44: "...dan disingkapkannya kedua betisnya."

Berikutnya dalam QS 68: 42, kembali ungkapan "menyingkap betis" terulang.

"Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud; maka mereka tidak kuasa..."

Terakhir, kata betis dapat anda temukan dalam QS 75:29, soal pertautan kedua betis:

"Dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan)."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun