Pemerintah DKI dimasa kepemimpinan Anies Baswedan banyak mendapat sorotan oleh masyarakat Jakarta. Beberapa kebijakan dan pembangunan ibu kota mengalami kemunduran karena tidak matangnya program yang dijalankan.Â
Usai dicemooh warga DKI dengan kebijakan pemasangan penutup sungai untuk mengurangi bau sungai disaat Asian Games, kali ini kekacauan terjadi di proyek pembangunan skybridge. Belum ada kesepakatan yang dicapai antara pemerintah DKI dengan PT. KAI, proyek itu sudah dijalankan. Akibatnya banyak pihak yang merasa dirugikan.
Pemerintah DKI tanpa koordinasi dan izin dari PT. KAI membangun skybridge dan membongkar tembok stasiun yang mengakibatkan risiko stasiun tidak steril. Guna mencegah risiko yang mungkin daoat muncul pasca rusaknya tembok, Daop 1 menutup akses tersebut.Â
Pembangunan sky bridge di wilayah Tanah Abang masuk dalam wilayah aset PT. KAI yang semestinya Pemerintah DKI membahas dulu dengan KAI sebelum memulai membangun. Bagaimanapun Pemerintah DKI harus menghormati adanya aturan pemanfaatan aset PT. KAI sebagaiman disebutkan dalam peraturan Menteri BUMN dan aturan perusahaan.
Desain lantai atas tidak dibuat untuk pintu masuk menghubungkan sky bridge karna memang tidak direncanakan atau diinformasikan sebelumnya.Â
Ada aspek keselamatan penumpang yang perlu diprioritaskan karena melihat konsep tersebut sangat dimungkinkan penumpang berdesakan masuk, hal ini dapat membahayakan kalau hanya dengan membuka pintu tanpa perencanaan yang benar. Ada aspek keamanan dan pelayanan stasiun yang harus diutamkan. Seyogyanya Pemerintah DKI membicarakan dan membuat kesepakatan  terlebih dulu dengan PT. KAI.
Semustinya pemerintah DKI menyelesaikan dahulu kesepakatan dan mematangkan rancangan sebelum akan menghubungkan skybridge dengan Stasiun. Jika pemerintah DKI seperti ini terus, potensi proyek-proyek bermasalah akan terus bermunculan, karena Gubernur DKI tak punya sikap tegas dan target untuk mempersiapkan pembangunan dengan baik tanpa merugikan berbagai pihak.
 Sebagaimana yang banyak beredar di media, Anies tak memiliki target waktu pengerjaan, dalihnya ia memprioritaskan pedagang dan pejalan kaki, faktanya banyak hal primer yang semustinya lebih dahulu dirampungkan sebelum dibangun seperti perjanjian kerjasama dengan PT. KAI.
Jakarta, STY
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H