Tanpa menutup mata atas kejahatan rezim Saddam Hussein, bisa dibilang diktator kelahiran Tikrit itu adalah figur yang selama berkuasa mampu menjaga suhu politik dan mengendalikan potensi berkembangnya radikalisme di Timur Tengah. Hal ini diungkapkan oleh John Nixon, Orang yang menginterogasi Saddam Hussein. Nixon menyatakan bahwa AS telah melakukan kesalahan fatal dengan melengserkan Saddam Hussein. Daeshtidak akan muncul jika pemimpin Irak tersebut masih tetap berkuasa. Eks CIA ini mengutip pernyataan Saddam saat itu yang mengatakan “Because you do not know the language, the history and the Arab mind”. Sejarah membuktikan bahwa Saddam benar. Hal ini telah mengerucut pada konklusi utama bahwa bukan semata-mata atau bahkan bukanlah Peradaban Arab yang bangkrut, namun tidak adanya figur yang mampu mengendalikan kedinamisan masyarakat Timur Tengah saat ini.
Jika kembali ke kekhawatiran atas Fenomena Intoleransi di Negeri yang dikatakan sudah melampaui batas wajar, sudah seharusnya pemerintah dan elit negeri ini mulai menelusuri akar permasalahan bukan hanya sampai pada kasus “Penistaan Ahok” saja namun jauh dari itu, pemerintah harus menggali lebih dalam dan mencari akar permasalahan yang paling dalam. Sehingga bisa merumuskan metode, pedoman atau apapun itu yang alih-alih harus bertindak represif tetapi mampu mengendalikan psikologis masyarakat disamping benar-benar memberikan rasa keadilan. Rasa keadilan bagi setiap warga negara bukan hanya yang mayoritas saja namun golongan minoritas negeri ini juga berhak mendapatkan keadilan dalam segala aspek kehidupan bangsa. Dengan tentu saja tanpa mengabaikan potensi campur tangan asing yang memang punya kepentingan. Akhirnya saya mengutip satu bait lirik lagu Kayne West “There’s no Cruch in the Wild”. Bisa dimaknai sesuai presepsi masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H