Penjelasan mengenai aksi terorisme dan perempuan Chechen juga ditulis oleh Mia Bloom pada buku Root Causes of Suicide Terrorism; The Globalization of Martyrdom yang menyebutkan bahwa kelompok berorientasi agama (religious-oriented groups) lebih rumit dan merupakan lawan yang berbahaya.
Tujuan utama yang dimilikinya dapat mencakup penyebaran agama melalui perang agama atau melakukan jihad demi keyakinan mendapat balasan di surga. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, perempuan Chechen yang telah terpengaruh dengan ideologi jihadis dan berorientasi agama yakin bahwa jihad yang dilakukannya akan memberikan mereka hadiah (reward), yaitu bersatu kembali dengan suami dan keluarga di surga. Menurut Barbara Victor, kelompok islamis melarang adanya partisipasi perempuan, namun hal ini justru menjadi suatu kesempatan bagi mereka dalam melakukan aksi terorisme dengan metode operasional yang baru. Victor memberikan argumen bahwa hal tersebut jelas memberi alasan mengapa perempuan pada akhirnya diizinkan dalam berpartisipasi pada aksi atau operasi bom bunuh diri. Perempuan tidak lagi hanya berperan sebagai peran pendukung. Â
Penelitian yang ditulis oleh Mia Bloom pada dasarnya memiliki kelebihan, yaitu pemaparan mengenai agama atau ideologi sebagai salah satu motivasi organisasi terorisme. Kemudian penelitian ini juga menunjukan perbandingan mengenai sifat aksi terorisme yang berorientasi agama dan nasionalisme. Kekurangan pada penelitian ini adalah penelitian ini belum menitikberatkan penelitian pada keterlibatan perempuan dalam aksi terorisme oleh organisasi terorisme yang berorientasi pada agama atau ideologi. Jadi, penelitian tersebut hanya memberikan solusi umum (general) bagi strategi kontra teroris dengan menarik kesimpulan melalui fenomena-fenomena mengenai aksi terorisme termasuk bom bunuh diri di sejumlah negara. Â
Merujuk pada penelitian-penelitian terdahulu tersebut, peneliti tertarik untuk melanjutkan dan melengkapi penelitian mengenai keterlibatan perempuan dalam aksi terorisme. Peneliti memfokuskan penelitian dengan tetap memilih kasus Black Widows dengan alasan kelompok teroris tersebut dibentuk dalam melibatkan perempuan untuk memberi dukungan aktif terhadap aksi terorisme bunuh diri di Rusia.
Peneliti mengidentifikasi bahwa masalah penelitian adalah terdapatnya faktor-faktor seperti politik atau agama dalam pelaksanaan aksi bom bunuh diri oleh perempuan Chechen atau Black Widows. Oleh sebab itu, peneliti berharap dapat mengkaji dan menemukan temuan berupa faktor-faktor yang mendorong perempuan terlibat dalam aksi terorisme.
Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah suatu penelitian berbentuk kajian melalui perspektif gender karena peneliti mengetahui bahwa salah satu penelitian terdahulu belum meninjau isu gender dalam kasus Black Widows melalui perspektif gender secara menyeluruh. Perspektif gender diharapkan dapat menjadi salah satu alat utama (main tool) dalam menganalisis bagaimana keterlibatan perempuan dalam aksi terorisme.
Berangkat dari kekurangan pada salah satu penelitian terdahulu, peneliti ingin mengkaji pola-pola keterlibatan perempuan dalam kasus terorisme dengan fokus pada kasus keterlibatan perempuan di suatu negara.
Peneliti menilai bahwa keterlibatan perempuan dalam aksi terorisme merupakan isu keamanan baru. Seperti yang dijabarkan pada Buku Putih Pertahanan (2008), karakteristik keamanan telah berubah karena dipengaruhi oleh perkembangan global. Oleh sebab itu, pendekatan keamanan yang berintegrasi dan menyeluruh sangat dibutuhkan dalam menangani isu-isu keamanan baru seperti ini.
Peneliti mempertimbangkan urjensi kesadaran atas keterlibatan perempuan dalam aksi terorisme. Merujuk pada hal tersebut, peneliti memilih kasus Black Widows untuk membantu dalam mengkaji aksi terorisme yang melibatkan dan berindikasi melibatkan perempuan, baik di dalam Indonesia maupun ke luar. Aksi terorisme yang melibatkan perempuan berkaitan dengan partisipasi masyarakat atau perempuan Indonesia secara langsung (aktif) ataupun tidak langsung (pasif). Dalam artikel yang ditulis oleh Alumni Kajian Intelijen Strategis Universitas Indonesia, Rahmad Yulianto pada situs Indonesia Intelligence Institute, keterlibatan perempuan dalam aksi terorisme merupakan potensi ancaman di Indonesia.
Artikel penelitian tersebut menjelaskan faktor-faktor yang mendorong keterlibatan perempuan pada aksi terorisme dengan menyebut fenomena-fenomena seperti di Chechnya, Lebanon, dan Afganistan. Faktor-faktor itu di antaranya adalah faktor balas dendam, respon terhadap tindakan penindasan, dan tuntutan dalam melawan hegemoni barat. Upaya yang perlu dilakukan untuk menanggapi kemungkinan terlibatnya perempuan dalam aksi terorisme juga dijabarkan dalam artikel ini. Upaya-upaya tersebut seperti pemberian fasilitas dalam mewadahi aspirasi perempuan dan bantuan terhadap keluarga dari pihak perempuan ketika suami atau keluarganya telah kembali ke tengah-tengah masyarakat.(*) Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H