Mohon tunggu...
Uda Awak
Uda Awak Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Belajar dan selalu belajar untuk hidup...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jadi Guru Itu Menyenangkan

27 Februari 2015   16:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:25 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kita sering mendengar keluhan, betapa susahnya menghadapi siswa bandel di sekolah. Anak sekolah sekarang banyak yang kurang menghargai guru. Padahal guru adalah tempat menimba ilmu pengetahuan. Pahlawan pembentuk insan cendikia.

Namun sebaliknya, kita jarang mendengar kegembiraan guru  menerima tunjangan sertifikasi. Padahal tunjangan sertifikasi itu lumayan besar. Ya, kesejahteraan guru sudah mendapat perhatian serius dari pemerintah. Tentunya pemerintah juga berharap sebaliknya untuk meningkatkan profesionalitasnya. Ujungnya adalah meningkatnya kegairahan guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.

Penulis sendiri sebenarnya bukanlah seorang pendidik profesional. Masih menunda untuk menjadi guru yang disertifikasi. Masa dinas sebagai PNS guru sudah lebih 20 tahun, dan mengabdikan diri sebagai guru sudah lebih 25 tahun menjadi guru.

Terlepas dari semua itu, ternyata menjadi seorang guru sangat menyenangkan. Mengapa? Yang dihadapi guru adalah individu yang sedang menuju taraf kedewasaan. Individu yang dinamis dengan segala sikap positif dan negatif yang melekat padanya. Ada siswa yang nakal atau bandel. Ternyata sikap mereka itu bersifat temporer. Toh, mereka sesungguhnya cerdas. Jika mendapat pembinaan yang sesuai, sikap mereka itu kadang-kadang berubah menjadi sebaliknya.

Disinilah letak nilai kesenangan sebagaimana yang dimaksud pada judul artikel ini. Kesenangan hakiki seorang guru tak lain karena berhasil mengubah sesuatu pada individu yang sedang berkembang. Dari yang kurang baik menjadi lebih baik. Pendek kata, berhasil menghadapi dinamisasi dunia dan kehidupan siswa di lingkungan sekolah.

Semua guru pasti senang menghadapi siswa yang baik dan pintar. Itu sudah lumrah. Bagaimana menghadapi anak yang nakal dan kurang pintar? Tentu tidak semuanya demikian. Barangkali, kita perlu juga belajar menyenangi anak nakal dan bandel serta kurang pintar. Karena mereka juga bagian dari siswa  yang harus dihadapi setiap hari di sekolah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun