Mohon tunggu...
Maikel Jefriando
Maikel Jefriando Mohon Tunggu... -

nothing!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nasionalisme Itu "?"

14 September 2011   09:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:58 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia… (plok plok plok) Indonesia… (plok plok plok) Indonesia… (plok plok plok)

Begitulah kira-kira sorak sorai yang digambarkan para supporter sepak bola ketika para pemain dari tim kesebelasan Indonesia berada dalam sebuah pertandingan. Semua mata seolah tidak lepas dari lapangan hijau diiringi dengan ketegangan untuk melihat hasil akhir yang akan diperoleh. Doa dan harapan diberikan penuh kepada para pemain untuk meyakinkan 11 orang tersebut, kalau mereka mendapat dukungan yang luar biasa. Walaupun tidak semua itu pujian, namun kritikan tetap menjadi hal terpenting yang akan selalu didengarkan, pertanda sebuah kepedulian.

Ada jutaan manusia di negara ini menyaksikan pertadingan sepakbola. Terserah mereka tahu atau tidak tahu dan paham atau tidak paham, karena tujuan yang ingin dicapainya adalah kemenangan.

Betapa besar kadar nasionalisme yang dimiliki setiap personal yang berada di Indonesia. Atas nama Indonesia, apapun akan mereka singkirkan (mungkin itu kalimat yang pantas untuk sebuah euphoria) .

Tapi, apa kabar jika nasionalisme itu diganti dengan materi? Uang misalnya! Apakan akan masih tetap bertahan?

“Mari menghayal”

Jika Tim sepakbola Indonesia adalah tim yang sangat tangguh dan mampu masuk ke final Piala Dunia. Saat itu akan berhadapan dengan Amerika Serikat. Amerika ingin sekali menang dan memberikan penawaran kepada Indonesia. Tawarannya adalah semua hutang Indonesia akan lunas di tambah 1000 US Dolar untuk setiap individu yang hidup di Negara ini, asalkan Indonesia mau mengalah dan memberikan kemenangan pada Amerika Serikat. Namun, Sang Presiden Indonesia tidak ingin memutuskan hal tersebut sendiri. Beliau melakukan pemungutan suara secara terbuka untuk menetapkan pilihan.

Kira-kira apa yang akan terjadi? Bayangkan saja, 1000 US dolar adalah uang yang banyak dan anda dapat membeli apa saja dengan uang itu.

Kalau saya dapat mengukur dari segi ekonomi. Uang 1000 US jika dirupiahkan (1US=Rp.10.000) maka akan menjadi 10 juta rupiah. Nominal tersebut untuk masyarakat kelas menengah terhitungcukup banyak dan harus menunggu waktu yang lama untuk mendapatkannya, apalagi untuk masyarakat kelas bawah. Jika dilakukan perbandingan antara jumlah masyarakat kelas atas dengan masyarakat kelas bawah dan menengah sesuai perhitungan survey, maka dapat dipastikan perbandingan akan menjadi sangat significan. Dimana masyarakat kelas atas jumlahnya lebih sedikit. Dapat dilihat juga secara psikologi, dimana masyarakat Indonesiacenderung sangat konsumtif. Maka hasil akhir dari perhitungan saya adalah “Indonesia akan mengambil tawaran dari Amerika Serikat dan bersiap kalah di final”.

Mungkin ini cuma sekedar hitungan matematis, dan semua bisa saja dapat berubah. Karena apapun hal inmateri yang terdapat dalam diri manusia akan mengalami perubahan setiap detiknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun