Mohon tunggu...
Ucy sugiarti
Ucy sugiarti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Apa yang saya lihat, akan saya tulis.

Halo, salam kenal semuanya, selamat membaca yaa!😉

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apakah Ada Toxic Parents?

7 Agustus 2021   23:31 Diperbarui: 8 Agustus 2021   00:17 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kata toxic parents sudah tidak asing lagi di telinga kita. Kata ini, biasanya lahir dalam keluarga yang melakukan tindakan-tindakan yang bisa meracuni psikologis anak. Bisa saja orang tua telihat normal pada umumnya, tetapi sering menyakiti anaknya melalui verbal atau fisik dan menginginkan yang terbaik untuk anaknya dengan melakukan cara yang salah. 

Orang tua dapat dikatakan sebagai toxic parents. 

Mengapa demikian? 

Karena pengasuhan yang dilakukan orang tua secara terus menerus baik sadar ataupun tidak sadar perlakukannya menimbulkan negatif bagi anak, misalnya orang tua mengedepankan keinginannya, mengatur anak berperilaku sesuai kemauannya. Selain itu, orang tua tidak menghargai dan memikirkan perasaan anak. Lalu, tidak memandang anak sebagai seseorang yang memiliki hak atas pilihannya sendiri.

Bukti konkret bahwa seorang anak mengalami toxic parents, anak akan tumbuh menjadi individu yang tidak berani mengungkapkan pendapat dan keinginan mereka, tidak hanya ke orang tua mereka sendiri, melainkan ke orang lain juga. Secara psikologis, perlakuan buruk yang diterima oleh anak akan menghancurkan penghargaan diri, seperti anak merasa tidak berharga, tidak dicintai, dan menjadikan anak sulit percaya diri. 

Menurut Forward (1989), terdapat beberapa tipe toxic parent. 

Pertama, orang tua sebagai pengontrol yang mengatur anak dengan cara yang tidak tepat. Anak tidak diizinkan secara bebas untuk memilih pilihannya, ia akan mengontrol kegiatan anak dan membatasinya. Akibatnya, anak tidak mempunyai "ruang" untuk memilih maka akan menjadi invidu yang sulit bergaul dan akan mengganggu tingkat kepercayaan diri anak.

Kedua, orang tua melakukan kekerasan secara verbal. Kekerasan verbal adalah kekerasan terhadap perasaan menggunakan kata-kata yang kasar tanpa menyentuh fisiknya, seperti memfitnah, mengancam, menakutkan, dan menghina (Sutikno,2010). Menurut Carpenito (2009) kekerasan merupakan tindakan yang disengaja yang mengakibatkan cidera fisik atau tekanan mental. Jika orang tua yang mempunyai kebiasaan memanggil anak dengan sebutan yang menghina, suka mengkritik, dan merendahkan anak. Secara tidak sadar, kalimat-kalimat tersebut memberikan efek negatif pada anak, seperti memanggil dengan sebutan "bodoh", "tidak berguna", "si hitam" bahkan mereka labeling anak mereka. Dampak panjang yang dirasakanoleh anak akan merasa rendah diri dan tidak memiliki kepercayaan diri. 

Selain itu, orang tua yang sering melakukan kekerasan fisik pada anak, seperti memukul dan mencubit anak, itu akan selalu diingat oleh anak dan berdampak pada psikologis anak. Selainitu, mengakibatkan cidera fisik pada anak (Huda, 2008). Kekerasan fisik pada anak akan menyebabkan anak menjadi pribadi yang agresif. Selain itu, anak suka mengurung diri karena dengan ia melakukan itu akan merasa aman dari kekerasan orang tua. Dampak yang ditimbulkan oleh anak akan sulit bergaul, sulit berkomunikasi, menutup diri, dan menimbulkan trauma.

Ketiga, anak suka dibandingkan dengan yang lain, tanpa disadari akan membuat anak menjadi berkecil hati dan merasa tidak berguna. Misalnya, orang tua membandingkan prestasi anak dengan yang lain, orang tua tidak menghargai atas prestasi yang didapatkan oleh anaknyasendiri. Dampak yang ditimbulkan rasa tidak percaya diri sebab anak tidak bisa membandingkan dirinya dengan yang lain untuk memenuhi harapan orang tua. 

Dapat disimpulkan bahwa ada beberapa tipe toxic parents yang melakukan tindakan-tindakan yang bisa meracuni psikologis anak, seperti menyakiti anaknya melalui verbal atau fisik dan menginginkan yang terbaik untuk anaknya dengan melakukan cara yang salah. Akibatnya, anak akan tumbuh menjadi keras kepala serta kasar ke orang tua dan lingkungannya. Orang tua yang toxic akan menimbulkan luka batin pada anak dan sulit untuk dilupakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun