Mohon tunggu...
Rachmawati Yusuf
Rachmawati Yusuf Mohon Tunggu... wiraswasta -

Aku memang bukan kamu yang terlahir kaya dengan semua yang serba indah. Tapi lihat, satu per satu impian itu akan bicara, siapa yang berhak menjadi pemenang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rencanakan Hidup, Mulai Saat Ini...!

27 September 2010   13:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:55 1992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

“ Kuliah dimana lo..?” Tanya seorang teman lama yang ku jumpai suatu hari.

“ Ada deh, kampus favorit pokoknya.”

“Oya.., ambil jurusan apa?” Tanya nya lagi.

“ Manajemen Admistrasi Perkantoran.”

“ Oo, terus, sekarang udah kerja? Di bagian apa..?” Tanyanya ceriwis.

“ Gue kerja di bagian Purchasing salah satu perusahaan.”

“Waah…, bagus dong. Cocok itu…” Tanggapannya sembari mengacungkan jempol kearahku.

Cocok…? Apanya..??!!

Aku tahu, temanku itu menilai kecocokan antara jurusan kuliah yang ku ambil dengan perkerjaan ku saat ini. Ya. Memang bisa dikatakan sesuai. Belajar di Manajemen lantas bekerja sebagai staff purchasing.

Namun, apa itu semua berarti sesuai dengan hatiku. Cocok dengan impianku. Belum tepatnya. Sebagai mahasiswi yang juga lulusan salah satu SMK jurusan bisnis manajemen, dulu aku sempat bingung untuk memutuskan kuliah dimana dan akan ambil jurusan apa. Banyak perguruan tinggi negeri dan swasta yang menawarkan program pendidikan dengan beragam pilihan. Entah kenapa pilihanku jatuh pada jurusan Manajemen Administrasi Perkantoran.

Jurnalis. Cita-cita yang ku tetapkan ketika masih SD dulu. Tanpa aku memahami sepenuhnya tentang seluk beluk jurnalis itu seperti apa. Yang ku tahu aku suka menulis dan aku ingin jadi jurnalis!Yah, impian anak kecil.

Tenyata tidak. Impian itu malah semakin mengakar dalam otakku kini. Aku semakin dibuat tergila-gila oleh keinginan itu. Tapi ada perasaan bersalah dan menyesal dalam diri. Aku selalu merasakan penat yang teramat ketika mengadapi pekerjaanku saat ini. Aku selalu bergelut dalam dunia yang sejujurnya sangat tidak aku sukai. Aku membenci angka-angka. Aku benci matematika atau hal lain yang berbunyi hitung-hitungan. Ohhh…..itu mebuat otakku bekerja lebih keras lagi.

Setiap kali aku jenuh, aku selalu menyalahkan diri. Mengapa ketika kuliah dulu tidak mengambil jurusan yang sesuai pada bidang yang aku minati. Menghindari jurusan akutansi dan masuk manajemen. Ahh, nyatanya sama saja, bertemu dengan hitung-hitungan. Alasan lain aku memilih manajemen administrasi, adalah karena biasanya untuk jurusan ini ada kelas karyawan, dan berarti aku bisa sembari bekerja. Kalau ambil jurusan sastra. Mungkin jarang ada yang membuka untuk kelas karyawan.Yang ini alasan yang masuk akal menurutku. Alasan konyol lainnya yang membuat ku memilih manajemen adalah meneruskan perjalanan ketika SMK dulu. Dari bisnis manajemen lantas ke manajemen admistrasi perkantoran. Sudah menyadari aku salah dari jalur impianku, mengapa masih tetap ‘menerima nasib’ dengan mengatasnamakan melanjutkan jurusan ketika SMK. Payahnya aku!

Mungkin beda jalan ceritanya jika aku memutuskan untuk kuliah ambil jurusan sastra atau komunikasi dsb. Apa mungkin saat ini aku pun telah bekerja di dunia yang aku sukai..? Tak ada yang tahu juga. Tapi paling tidak, melalui tulisan ini, aku ingin mengingatkan pada setiap calon-calon pelajar, mahasiswa/I dan para orang tua atau siapapun anda, berusahalah untuk mem - Planning dengan matang hidup anda. Dimulai dari pendidikan. Jika punya impian untuk menjadi seorang Penulis, berusahalah untuk memutuskan pilihan pada hal atau, tempat yang akan mendukung terwujudnya cita-cita itu. Jangan ada penyesalan suatu hari nanti hanya karena sebuah alasan : salah jurusan.

Dan untuk diri saya sendiri. Mungkin ini bukan suatu kesalahan, boleh jadi jurusan yang kupilih ini bisa mengantarkanku bukan hanya menjadi penulis. Tapi Manajer sebuah penerbit barangkali, atau bidang lain yang tetap ada kaitannya dengan dunia jurnalistik. Yup, saya harap demikian. ( Masih tetap berusaha positive thinkin. Hehe.)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun