Akhirnya bergulir juga liga resminya PSSI, IPL. Walaupun tidak disiarkan langsung oleh TV nasional (mungkin disiarkan TV daerah atau internasional) tapi ini jelas membuktikan kalau PSSI memang masih memiliki kompetisi yang layak digelar walau belum tentu layak ditonton (karena tidak disiarkan). Yang pasti secara organisasi PSSI masih ada itu mungkin yang terpenting. Yang menjadi pertanyaan bagaimana masyarakat mempunyai penilaian yang sama terhadap PSSI kalau masyarakat tidak dapat merasakan "produk" PSSI? Bagaimana PSSI dapat mendorong masyarakat agar mencintai PSSI kalau PSSI sendiri tidak bisa memberikan tontonan yang sangat diharapkan oleh mereka? Jadi jangan salahkan jika mereka menyaksikan ISL yang dianggap merupakan tontonan yang menarik untuk disaksikan. Jangan mengatakan ISL liga kampungan sebelum PSSI menjalankan liga "terhebatnya". Jangan mengatakan ISL ilegal sebelum yang dibilang "legal" bisa membuat yang semisal.Jadi daripada berpolemik menjelek-jelekan ISL mending PSSI fokus membangun liga yang baik dan enak ditonton seperti -harus jujur- Liga Super Indonesia. Jangan berkiblat pada liga diluar kalau kwalitas yang sekarang masih -harus jujur lagi-dibawah liga yang dianggap ilegal. Jadi biarkan PSSI berpikir bagaimana membuat liga yang baik dan berkwalitas.Dilain pihak biarkan masyarakat menyaksikan ISL yang sudah baik dan berkwalitas. ISL lover dengan ISL nya, IPL lover dengan IPL nya sambil tentu saja membantu PSSI membuat liga terbaiknya. Jika lelah mencari cara untuk menghasilkan liga terbaiknya sebaiknya istirahat dulu sambil menyaksikan liga yang sudah baik dan tentu saja ISL lover akan mendampingi sambil mungkin memberikan penjelasan tentang bagaimana membuat liga terbaik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H