Mohon tunggu...
ucup effendy
ucup effendy Mohon Tunggu... -

My goal isn't to be perfect but to be progress...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ngapain Lu Bro, Jadi Bunglon?

22 Juli 2013   23:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:11 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bunglon, nggak lebih dari seekor binatang yang pintar merubah warna tubuhnya sesuai dengan latar tempatnya berlindung atau bersembunyi. Dengan keistimewaan alamiahnya itu, bunglon sangat mahir mengecoh para predator pemangsanya. Mau di daun jambu kek, jadi deh bunglon berwarna hijau ketuaan. Mau dibatang kelapa, bisa juga tuh si bunglon jadi coklat. Mau nempel dibelahan buah semangkapun, bisa juga tuh si bunglon berubah jadi wana merah merona. Pendek kata, apapun yang dihinggapi itulah yang akan ditirunya.

Apa sih gunanya kita ngomongin bunglon disini ?? hee.. sabaar dong bro !! cuman mau ngeinformasiin kalo kita manusia yang punya banyak kelebihan bukan seekor bunglon yag pandai bersembunyi dan menyamar. Masa iya sih kamu rela dinamain bunglon gara-gara kamu tu jago banget dalam menyulap penampilan dan bahkan kepribadian kamu demi meniru seseorang yang kamu idolakan baik gaya berpakaian dan cara bergaulnya.

Ah, itu mah watak bunglon, masih mending tuh kalo bunglon merubah warna tubuhnya demi kepentingan sembunyi dari pemangsanya. Tapi kalo kamu yang ikut-ikutan berprilaku kayak bunglon demi menjiplak habis sang idolamu, itu sih jauh lebih parah dan tragis ketimbang bunglon dong.

Idiiihh, koq sampe segitunya sih ? ya iya doonk ! coba nih kamu renungin, mau jadi apa sih kamu, utamanya dalam pembentukan mentalitas kamu, jikalau kamu tuh dari waktu ke waktu kerjanya hanya menjiplak, mengekor, menyontek, meniru dan menjauh dri eksistensi diri kamu sendiri,sebagai pribadi seutuhnya, dari potensi dan integritas pribadi kamu sendiri ? apa pula sih yang bisa diharapkan dari remaja yang ga punya pendirian dan selalu meniru dalam mengarungi masa ekspresi mudanya sediri ? coba tuh kamu jawab dengan jujur !!

Pendek kata, nggak bakal ada manfaatnya bagimu, sama sekali nih, untuk niru-niru seseorang yang kamu kagumi. Ini berarti bukan berarti memiliki idola itu nggak boleh atau ngak penting. Bukan begitu broo ! akan tetapi, mengidolakan seseorang atau siapapun sepanjang masih dalam koridor meneladani kreatifitas, kecerdasan, kemampuan, kepiawaian, kepahlawanan dan kedewasaan mereka sebagai suatu spirit atau inspirasi bagimu malah sangat peting. Sebab dengan memiliki idola, pastinya kamu bakal bisa lebih focus dalam mengeksplorasi dirimu dalam suatu bidang kemampuan dengan meminjam semangat kreatifitas idolamu itu. Selebihnya, pengidolaan yang membuatmu tulalit, buta dan jiplak habis tuh adalah pengidolaan yang negative dan kudu kamu jauhin.

Makanya jangan jadi bunglon deech yang suka tiru meniru, jadiin tuh diri kamu sebagai dirimu sendiri, dengan bakat, kekampuan dan kepribadian sendiri yang khas, kreatif, smart dan bersahaja. Sekian broo, ampe ketemu dipostingan berikutnya.

Pare, 22 Juli 2013

inspirasi "demam seleb"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun