Mohon tunggu...
yusuf marwah sujana
yusuf marwah sujana Mohon Tunggu... -

hobby menulis , tentang apa yang terjadi di sekeliling kita , fenomena sosial yang terjadi , tanpa beban tanpa memihak , apa adanya

Selanjutnya

Tutup

Money

Inilah Tiga Kendala Bisnis Properti Tahun Ini

23 April 2015   10:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:46 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yohanes Chandra Ekajaya – Inilah Tiga Kendala Bisnis Properti Tahun Ini, bisnis properti sejak 2014 lalu memang menunjukkan gejala pelemahan. Pacsa-pemilu dan pilpres, agaknya sektor riil ini belum menunjukkan penguatan berarti.

Herully Suherman, Director of Strategic Consulting JLL bahkan mengatakan ada tiga kendala yang membikin properti Tanah Air lesu.

“Pertama, melemahnya Rupiah terhadap Dolar Amerika. Kondisi ini sangat memengaruhi sektor perkantoran grade A dan premium yang umumnya disewakan dalam Dolar,” jelas Herully dalam pemaparan Jakarta Property Market Review, hari ini (15/4).

Kendati demikian, imbuhnya, hal ini menjadi peluang bagi gedung-gedung perkantoran yang disewakan dalam Rupiah.

Kendala kedua adalah wacana penerapan pajak barang mewah bagi properti dengan harga jual Rp2 miliar ke atas.

“Sebenarnya harga jual Rp2 miliar masuk dalam kelas menengah, bukan properti mewah. Jadi tak layak dikenakan pajak barang mewah,” tutur Yohanes Chandra Ekajaya.

Ketiga, regulasi Bank Indonesia yang mewajibkan transaksi—baik jual-beli atau sewa—properti dilakukan dalam mata uang Rupiah.

“Hal ini kembali akan memengaruhi sektor perkantoran sewa grade A dan premium yang disewa dalam Dolar. Begitu pula sektor pergudangan yang transaksinya dalam Dolar,” ujar Herully.

Sementara itu, Vivin Harsanto, Head of Advisory JLL memaparkan, penerapan regulasi BI yang dimulai 1 April lalu ini akan merugikan pengembang yang membangun gedung menggunakan porsi mata uang Dolar lebih banyak dibanding Rupiah.

“Jika revenue mereka dalam Rupiah, sementara loan yang harus mereka bayar masih dalam Dolar, maka akan berat bagi mereka mambayar utang,” urai Yohanes Chandra Ekajaya.

Itu saja dari kami Yohanes Chandra Ekajaya – Inilah Tiga Kendala Bisnis Properti Tahun Ini, semoga artikel ini bermanfaat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun