Mohon tunggu...
Ayah Quina
Ayah Quina Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar tiap hari

my quina :) :)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

[CH] Baju Lebaranku

18 Agustus 2012   11:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:34 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang anak yang berumur 6  tahunan masih meneteskan airmata saat  melihat selembar uang  yang diperlihatkan sang Ayah, uang yang ada di genggaman sang Ayah bergambar Sisimangaraja, lusuh. Kemudian ia takjub lalu menatap sudut  mata lelaki tua yang berjongkok lalu mengusap kepala si anak dengan perlahan.  Lalu ia  berhenti menangis  karena keinginannya memiliki baju baru untuk lebaran akan dipenuhi oleh sang Ayah.

Ia belum  memahami dan mengerti  makna dari percakapan kedua orangtuanya,  sayup-sayup saat  menangis ia mendengar percakapan kedua itu, ucapan itu terus ia ingat sampai ia besar.

"Musim hujan ini kita tekor Bu, harga karet juga turun, masih untung Toke  kita masih mau memberi pinjaman" ucap sang Ayah pada Ibunya yang sedang duduk di lantai semen rumah mereka.

"Alhamdulilah pak, kita masih bisa beli 1 Kg daging dan beli baju baru buat Rafi, baju baru untuk Rani tahun ini tidak usah dulu, Dia masih kecil,"

"Bapak minta maaf ya Bu, Kita belum bisa ganti sarung untuk shalat I'd tahun ini. Yang penting Rafi bisa pakai baju baru"  Lalu tangan Ayah memegang tangan anaknya, kemudian meminta ia berhenti menangis seraya menunjukkan selembar bergambar sisimangaraja, lalu Ayah mengajaknya untuk segera pergi ke toko pakaian.

Dengan muka berseri-seri ia mengikuti langkah Ayah keluar dari rumah. Sementara si Ibu memandang dari kejauhan melihat dua pasang kaki melangkah dankeduanya  bergandeng erat yang semakin menjauh dari pandangan sambil memeluk anak perempuan yang berumur 2  tahun dengan erat.

"Maaf  nak, kami belum bisa beli baju baru untukmu" bisiknya, anak perempuan itu tertawa dengan menampakkan giginya yang baru tumbuh empat. Belum mengerti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun