Mohon tunggu...
Ayah Quina
Ayah Quina Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar tiap hari

my quina :) :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ada Apa di Gang Waru?

23 November 2021   21:51 Diperbarui: 23 November 2021   22:21 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Karena lahir dan dibesarkan di salahsatu Provinsi di Pulau Swarnadwipa, istilah atau kata "gang" ini tidaklah begitu akrab ditelinga saya. Imajinasi ini selalu menggambarkan bahwa gang adalah jalan yang super sempit, hanya bisa dilewati dengan jalan kaki. 

Medio tahun ini dikarenakan tuntutan pekerjaan, akhirnya bergelumak pada pemukiman yang terletak di Selatan Ibukota dan pemukiman ini harus melalui gang untuk memasukinya. Namun gang ini lebih besar dan bisa dilalui 1 mobil saja. 

Waru, ini nama gangnya. Gang yang sangat familiar dikalangan Ojol ini terletak di bibir  jalan Raya Lenteng Agung dan melewati sebuah Kali yang tak lagi jernih airnya,  dengan berjalan tidak sampai 1 km akan sampai ke Ragunan.

Ada apa di Gang Waru ?

Sebenarnya tidak ada apa-apa. Hanya sebuah gang sedang yang dihuni mungkin ratusan orang, dengan beragam suku bangsa, dari Aceh, Batak, Padang, Sunda, Jawa, Ambon dan banyak lagi, hanya Papua yang belum pernah saya lihat dan tidak lupa dengan Betawi yang cukup dominan ditandai dengan ketua RT dipimpin oleh orang Betawi. 

Dapat dituliskan bahwa gang ini bisa dikategkorikan sebagai miniatur Indonesia.  Ada satu kelebihan yang menonjol pada gang ini yakni keramahan pedagang-pedagang barang serta  makanan yang berjejer walau tidak berurutan namun sampai ke Ragunan.

Inilah yang akan saya tuliskan. Menurut saya jenis makanan yang dijual cukup beragam dan hampir komplit,  penyuka suka Soto akan muda menikmatinya  dengan mampir ke warung Pak Waryo. Bagi keluarga yang malas masak, bisa datang jam 9.00 Wib sampai jam 22.00 malam di Warung Pak Arifin yang menjual beragam lauk pauk, dari jengkol hingga pepes ayam dan ikan. Soal rasa tidak diragukan lagi bagi penikmat makanan nasional. 

"Saya buka 2 warung, 1 warung dijaga orang lain dikawasan elit, menunya lebih banyak. Disini mah kawasan Underclass jadi saya jual murah aja" Cerita Pak Arifin berapi-api. 

Sebagai pensiunan pegawai Bank dan sempat jadi Dosen ekonomi selama  7 tahun di Trisaksi, kegiatan ini hanya untuk mengisi aktivitasnya saja.

"Alhamdulilah anak anak saya mah sudah sukses, yang pertama di Beacukai, yang kedua di Bank BCA, baru aja dia beli rumah di Kemang harganya 2 Milyar" Lanjutnya bercerita. 

"Anak Babe berapa orang"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun