"Bahagia itu sederhana, mensyukuri semua nikmat yang telah Allah berikan itu harus". Kicauan burung pagi terdengar sangat indah seperti nada melodi yang diiringi dengan arus air diikuti tiupan angin sejuk. Seiring langkah pagi yang mengutas senyum dan seri wajah bahagia, gadis dengan seragam sekolah yang rapi, berlari kecil menuju tempat untuk ia pergi menuntut ilmu.
Sesampainya di sekolah ia disambut oleh sahabat baiknya yang bernick name Zara Alfareska yang tertera di sebalah kiri hijabnya yang panjang. Gadis remaja itu melambaikan tangan dan berlari kearah Zara dengan perasaan senang. "ALLU SINI" teriak zara membalas lambaian Allu.Â
Dia adalah Alluka Ciana Nikoya, sikap yang ramah membuat orang di sekitar ikut senang berada di sampingnya tapi kadang ia sering berbuat jahil untuk mencairi suasana yang sedang panas. Â Â Â Â
"Zara kamu kangen aku gak, udah lama loh kita gk ketemu, 2 mingguan setelah lamanya libur sekolah", ucap Allu sambil menggoda Zara. "Kamu ngomong apasi, ya kangen lah, masa gak, sama jahilan kamu setiap hari itu" jawab Zara sambil membalas godaan Allu. Zara menggandeng tangan Allu, mereka berjalan ke kelas Allu untuk meletakkan ransel yang berisi banyak buku mata pelajaran.
Mereka memang berada dikelas yang berbeda, tapi tidak luput dengan itu mereka masih saling bermain bersama dan menukar canda tawa. Persahabatan mereka tidak mengenal luka ataupun amarah, membuat orang lain ikut cemburu dengan sikap pertemanan mereka yang bertahan lama.Â
"Eh udah bel tuh, baris yuk" Allu mengajak Zara. "Yahh.. tapi kan lokal kita beda, berarti tempat barisan kita beda juga dong" ucap Zara dengan nada kecewa. "Wahh tenang saja kamu, kamu seperti tidak tau Allu saja", sikap yang antusias sambil menepuk pundak Zara pelan.
 Merekapun sampai dilapangan sekolah, Allu melihat setiap pergerakan guru."Kayaknya dah aman deh..." Gumam Allu kepada dirinya. "Sini Ra kita baris disini aja, tenang aja kamu aman kok", sambil menarik tangan Zara dan berbaris ditempat yang telah Allu persiapkan untuk mereka bersama. "Baik deh, Allu emang jago kalo sat set sat set", pasrah Zara dengan sikap Allu.
Acara pagipun selesai, mereka kembali ke kelas masing masing dengan salam perpisahan khas mereka, yang telah dibuat oleh Allu. Allu berjalan ke arah kelasnya, seiring berjalan, seorang lelaki memanggilnya dari arah belakang."Allu jangan lupa nantik kita ada ekskul yah" ucap Ryuu Hatta Alfatih pelan.
"Hah" jawab Allu polos. "ALLUU NANTIK ADA EKSKUL, JANGAN LUPA IKUTT YAHHH", ucap Ryu lantang sambil berjalan mendekati Allu. "Owh itu doang, iyaa tenang aja, pasti ikut koks" jawab Allu.
Tibanya dikelas, Allu segera duduk dibangkunya. Terlihat ibuk guru yang akan mengajar dikelas Allu berjalan medekati kelas. Buk Yor Briar selaku guru matematika duduk dibangku guru, dengan raut wajah yang tenang tanpa mengeluarkan ekspresi apapun."Fiks perasaan gua gak enak kalo buk Yor tenang kayak gini", gumam Allu cemas. "Baik murid ku tercinta apakah kalian tau hari ini hari apa" ucap buk Yor dengan nada semangat. "Senin buk.." Jawab mereka serentak.
"Salah.. hari ini kalian ulangan" ucap buk Yor sambil tertawa dan membagikan soal ulangan. "Lah buk bukannya ini hari pertama sekolah, ngapa langsung ulangan buk", tanya salah satu anak murid di dalam kelas."Gak ada penolakan, kalian kerjain, mudah kok." Jawab buk Yor. "Ya Allah horor banget gurunya, tabah kan hamba mu yang imut dan cantik ini ya Allah", pasrah Allu menyemangati dirinya sambil mengelus elu dadanya tabah.