Mohon tunggu...
Uciliano
Uciliano Mohon Tunggu... Pustakawan - uciliano

Berusaha -> gagal -> bangkit lagi -> gagal lagi -> bangkit lagi -> gagal lagi -> evaluasi dirri hingga menjacap titik teratas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Teknologi, Bahan Bacaan, dan Perilaku Membaca

22 Februari 2019   14:30 Diperbarui: 22 Februari 2019   14:34 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Telah disinggung sebelumnya bahwa perkembangan teknologi memberikan dampak yang besar bagi masyarakat, khususnya dalam bidang komunikasi. Berbagai platform mulai bermunculan seiring dengan berkembangnya internet. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Platform-platform yang bermunculan dibuat dengan berbagai tujuan, yang pada intinya untuk memudahkan masyarakat dalam berkomunikasi, berkolaborasi, mencari informasi, membagikan informasi, dan menyebarkan informasi yang diperolehnya.

Platform yang berkembang telah tergabung dengan ponsel genggam atau lebih dikenal dengan istilah konvergensi teknologi, memudahkan masyarakat untuk berkomunikasi. Tak sedikit pula platform yang diciptakan untuk memudahkan para pecinta bacaan untuk membaca di mana pun tanpa harus membawa buku cetak. Bahan bacaan yang dapat dibuka melalui platform tersebut selanjutnya disebut dengan bacaan digital. 

Singer dan Alexander (2016) mengemukakan bahwa efek dari adanya konvergensi teknologi adalah semakin menjamurnya masyarakat untuk membaca informasi atau buku yang mereka butuhkan.

Pada era digital saat ini, masyarakat lebih menyukai bahan bacaan digital karena mudah untuk diakses di manapun mereka berada. Selain kemudahan tersebut, bahan bacaan digital menawarkan kemudahan lainnya seperti dapat mencari bab atau kata yang dibutuhkan dan dianggap lebih murah (Trakhman, Alexander, & Silverman, 2018).

Perubahan selera masyarakat ini memberikan dampak pada pola perilaku membaca masyarakat. Dimana yang dulunya masyarakat membaca dengan memanfaatkan bahan tercetak kini telah beralih ke bahan digital. Hal ini pula yang mendasari banyak kajian yang membahas mengenai perubahan perilaku membaca masyarakat sebagai akibat dari pekembangan teknologi digital.

Salah satu topik kajian yang sering dibahas, mengenai kemampuan masyarakat dalam memahami bacaan melalui buku teks dan buku digital. Trakhman (2018) dalam penelitiannya membandingkan kemampuan seseorang dalam memahami bacaan melalui buku teks dan buku digital. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa pemahaman yang diperoleh dari perilaku membaca buku cetak lebih baik daripda membaca dengan buku digital. Hal tersebut dikarenakan membaca buku cetak lebih fasilitatif untuk memahami dan mengingat konten teks demi berlangsungnya pemahaman dan pembentukan maksa secara akurat.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Ozturk dan Hill (2018) yang meneliti tentang interaksi ibu dan anak ketika ibu membagikan bacaan melalui buku tercetak dan digital. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa ketika membaca cetak, anak lebih sering berinteraksi dengan ibu mengenai isi cerita dari bahan bacaan, serta makna dari cerita yang dibacanya. Sedangkan ketika membaca ebook atau teks digital, anak lebih sering berinteraksi mengenai ilustrasi atau gambar, hypertext dan rutinitas negosiasi selama membaca.

Kemudahan dalam pembentukan makna ketika membaca cetak disebabkan karena perilaku membaca buku cetak yang bersifat linier. Artinya dalam membaca buku cetak seseorang akan membaca halaman demi halaman tanpa melewatinya. Selain dari pada itu, ketika membaca buku cetak seseorang akan terfokus pada buku itu saja, sehingga pemahaman dan pembentukan makna yang dilakukannya bersifat mutlak, utuh dan tidak menimbulkan pertanyaan baru.

Namun, Fish, Shulman, Akerman, and Levin (2002) dalam (Hill, 2018) mengungkapkan sebaliknya bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan terkait dengan interaksi orang tua dengan anak ketika membaca buku digital dan cetak. Pemahaman dan interaksi anak ketika membaca lebih dipengaruhi oleh kemampuan ibu dalam mengarahkan sang anak.

Penelitian lain juga mengemukakan hal yang sama, bahwa sebenarnya tidak ada perbedaan yang signifikan terkait dengan pemahaman dalam membaca cetak ataupun digital (Ortlieb, Sargent, & Moreland, 2014). Ortlieb, et al., menyatakan bahwa siswa memang akan lebih memahami bacaan tercetak, namun bacaan digital juga mampu membantu siswa untuk memahami suatu materi di sekolah. Sehingga, pembelajaran dengan melibatkan multimodal teks seperti gambar, video, audio, hypertext, dan graphic cukup efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa.

Membaca dengan menggunakan media digital (Digital Reading) tidak dapat dielakkan lagi. Hal tersebut juga didukung dengan perkembangan teknologi yang masif dan perubahan preferensi dari generasi digital saat ini. Dimana, masyarakat lebih memilih digital sebagai media untuk membaca karena segala kemudahannya. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa membaca buku cetak tetap menjadi pilihan terbaik untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik. Meskipun membaca buku dinilai lebih lambat daripada membaca buku digital karena cara membacanya yang harus halaman per halaman, tanpa bisa dilakukan pencarian kata kunci.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun