Mohon tunggu...
Ucik Nurul Hidayah
Ucik Nurul Hidayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Hobi bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ekstrimnya Perubahan Iklim dalam Kehidupan

11 September 2023   20:17 Diperbarui: 11 September 2023   20:20 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Berdasarkan analisis dari 116 stasiun pengamatan BMKG, suhu udara rata-rata bulan agustus 2023 adalah sebesar 26,7 derajat celcius. Normal suhu udara di Indonesia secara klimatologis untuk bulan agustus 2023 periode 1991-2020 adalah sebesar 26, 2 derajat Celsius (dalam kisaran normal 20.1-28.6 derajat celcius). Berdasarkan nilai tersebut, anomali iklim (penyimpangan tinggi unsur iklim terhadap nilai normal) suhu udara pada bulan agustus 2023 menunjukkan anomali positif dengan nilai sebesar 0.5 derajat Celsius, sehingga udara di Indonesia akhir-akhir ini terasa lebih panas daripada biasanya. Anomali suhu udara Indonesia pada bulan agustus 2023 ini merupakan nilai anomali tertinggi ke-3 sepanjang periode pengamatan sejak 1981.

Dapat kita ketahui bahwa perubahan iklim disebut juga sebagai fenomena pemanasan global yang terjadi karena peningkatan gas dari efek rumah kaca. Iklim yang berubah secara terus menerus yang terjadi karena beberapa factor dapat menimbulkan dampak bagi kehidupan manusia. Berdasarkan data yang diterima, ada beberapa faktor yang menyebabkan perubahan iklim diantaranya yaitu, efek gas rumah kaca, pemanasan global karena kerusakan fungsi hutan, kerusakan lapisan ozon, gas buang industry, penggunaan CFC yang berlebihan, dan pembangunan gedung-gedung tinggi dengan memberantas pohon-pohon yang ada di hutan. Jika perubahan iklim terjadi secara terus menerus maka dampaknya akan menimpa kehidupan masyarakat, diantaranya seperti akhir-akhir ini yaitu:

1.Curah hujan yang tinggi, sehingga mengakibatkan banjir seperti di kota-kota besar yang minimnya resapan air dan banyaknya tumpukan sampah yang mengakibatkan aliran air menjadi tergaggu sehingga air meluap.

2.Musim kemarau yang berkepanjangan yang mengakibatkan kebakaran hutan di beberapa wilayah Indonesia, seperti akhir-akhir ini di hutan Kalimantan, hunung arjuna, dan gunung bromo.

3.Peningkatan volume air akibat mencairnya es kutub, hal ini disebabkan karena menipisnya lapisan ozon. Apabila hal ini erus terjadi, kemungkinan wilayah yang terdapat di pesisir pantai lama-lama akan tenggelam.

4.Terjadinya bencana alam angin putting beliung.

5.Berkurangnya sumber air.

Karena itu, mari kita jaga bumi ini dari perubahan iklim untuk mengurangi dampak pemanasan global. Kita dapat menjaga bumi ini dengan melakukan reboisasi pada lahan yang gundul, mengurangi mengendarai motor, tidak membuang sampah sembarangan, dan mengurangi penebangan pohon yang berlebihan/ tanpa pilih. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menjelaskan beberapa cara mengatasi perubahan iklim diantaranya yaitu dengan menghemat energy, jalan kaki atau menggunakan transportasi umum, beralih ke kendaraan listrik, perbanyak makan sayur, kurangi/gunakan kembali/perbaiki dan daur ulang. Dengan menjaga bumi ini kita sama dengan menjaga diri kita sendiri.

Menurut Al Gore krisis iklim bukanlah masalah politik, ini merupakan tantangan moral dan spiritual bagi seluruh umat manusia, ini juga merupakan kesempatan terbesar kita untuk mengangkat kesadaran global ke tingkat yang lebih tinggi. Karena mencegah itu lebih baik daripada mengobati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun