Mohon tunggu...
Uci Junaedi
Uci Junaedi Mohon Tunggu... Administrasi - SocialMedia

Social Media Businnes Service

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Berebut "Pemilih Galau" dalam Pilpres 2014

4 Juli 2014   23:34 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:27 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Perebutan suara antara kubu capres nomor urut satu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan capres nomor urut dua Joko Widodo-Jusuf Kalla semakin hari semakin seru saja. Kedua pasangan yang akan bertarung pada Pemilihan Presiden (Pilpres) tanggal 9 Juli nanti terus melakukan berbagai upaya untuk meraup suara pemilih, terutama pemilih yang belum menentukan pilihan atau (undecided voters).  Suara undecided voters itu memang sangat signifikan untuk diperebutkan oleh kedua pasangan capres, oleh karena angkanya memang cukup besar.

Beberapa lembaga survey menyatakan bahwa dari jumlah pemilih yang belum bersikap itu masih di atas selisih dukungan yang diperoleh oleh masing-masing pasangan. Dalam survey terakhir Lingkaran Survey Indonesia (LSI) disebutkan bahwa pasangan capres Jokowi-JK masih tetap unggul dari pasangan capres Prabowo-Hatta. Pasangan Jokowi-JK didukung oleh 45% pemilih, pasangan Prabowo Hatta 38,7%. Selisih dukungan atas kedua pasangan tersebut sebesar 6,3%. Lingkaran Survey Indonesia (LSI) juga memperlihatkan juga pemilih yang belum memutuskan pilihannya (undecided voters) sebesar 16,3%.

Dengan jumlah pemilih yang masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT) Pilpres 2014 sebanyak 190 juta, maka jumlah pemilih yang belum bersikap sekitar kurang lebih 31 juta pemilih. Survey LSI ini juga menyebutkan bahwa dari 45% pemilih Jokowi sebesar 8,1% masih ragu. Sedangkan dari 38,7% pemilih Prabowo sekitar 7,8% masih bisa berpindah dalam menentukan pilihannya.

Jumlah pemilih yang akan berpindah dalam menentukan pilihannya (swing voters) dari kedua pasangan capres ditambah dengan pemilih yang belum menentukan pilihannya (undecided voters), yang oleh LSI disebut dengan “pemilih galau” itu bisa mencapai sekitar 32,2% atau 61,2 juta pemilih.

Dengan melihat hasil survey dari kedua belah pihak pasangan capres itu, maka kedua kubu harus menerapkan strategi yang ampuh untuk bisa merebut para “pemilih galau”. Karena keberhasilan merebut suara mereka akan menentukan siapa yang bakal menjadi presiden terpilih pada 9 Juli nanti, dalam upaya nya untuk merebut suara “pemilih galau” itu dilakukan terus menerus oleh para capres-cawapres pada masa kampanye.

Masa kampanye itu bukanlah ajang untuk saling menjatuhkan sesama anak bangsa akan tetapi pesta demokrasi yang diselenggarakan setiap 5 tahun sekali ini harus memberikan pendidikan politik yang baik untuk masyarakat, terutama untuk memilih pemimpin bangsa, dan juga harus menjadikan Pilpres 2014 sebagai momentum untuk mengakhiri masa transisi demokrasi.

Setelah Pilpres 2014 yang akan berlangsung pada 9 juli nanti, kita harus bisa menunjukan kepada dunia internasional bahwa demokrasi Indonesia dibangun dengan serius sejak Era Reformasi  ini bisa memberikan kesejahteraan bagi rakyat. Ini berarti bahwa pemimpin yang terpilih nanti harus benar-benar mengutamakan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi atau golongan.

Kita berharap agar rakyat yang sudah menggunakan hak pilih bisa menggunakan hak untuk memilih dengan baik, terutama bagi “pemilih galau”. Karena pilihan kita akan menentukan nasib bangsa ini kedepan paling tidak lima tahun mendatang. Kita semua tentu ingin presiden dan wakil presiden terpilih mendatang adalah sosok yang cerdas, tegas dan juga memiliki konsep besar untuk memajukan bangsa terutama kita juga perlu pemimpin yang jujur dan dekat dengan rakyat.

Salam Kompasiana

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun