Larut malam. Tiba-tiba panggilan alam itu datang. Betapa terkejutnya ketika ternyata tak ada air setetespun  di toilet kamar penginapan itu. Air penyiram toilet kosong. Air kran kering. Shower pun mati.  Sementara perut melilit tak bisa diajak kompromi.Â
Keluar kamar, alih-alih bertemu penjaga homestay, malah dipertemukan gelap gulita. Entah apa alasannya, bahkan lampu di teras kamar pun dimatikan oleh karyawan penginapan. Teringat saat masuk kamar, ada tombol mesin pompa air yang diputar penjaga tadi siang. Meraba-raba, namun sia-sia mengotak-atik tombol tersebut. Tak tahan, akhirnya hajat terlepas, tisu kering menjadi pengganti air.
Sebagai perempuan solo backpacker yang gagah berani, pengalaman tersebut sungguh menjadi pengalaman traumatik. Padahal tidur sendiri, naik pesawat sendiri, mencari angkutan di daerah asing tanpa kenal daerah tersebut, bukanlah horor yang menakutkan.Â
Tak terhitung hotel dan penginapan yang sudah terjelajahi  di berbagai daerah di Indonesia, dengan kelebihan dan kekurangannya. Terletak di lokasi strategis, namun kamar lembab. Kamar enak, tapi sulit mendapatkan makanan di sekitar lokasi. Mati lampu tersebab oleh pihak PLN, alamat bergelung-gelung kepanasan karena pendingin ruangan alias AC pun otomatis mati. Mencoba memejamkan mata,  berharap matahari pagi segera datang.
Kesimpulan yang diperoleh, bahkan backpacker pun manusia yang butuh kenyamanan dikala piknik. Betapa tidak, setelah seharian menjelajahi objek wisata, timbullah kepenatan. Dalam benak, menari -nari betapa indahnya mandi dengan air hangat di penginapan.Â
Konon air hangat adalah salah satu obat mujarab penghalau pegal-pegal. Lalu membuka laptop untuk menuliskan petualangan hari itu, dengan dukungan wifi kamar yang mumpuni, sambil memesan makan malam di hotel. Tidak perlu repot-repot mencari makanan keluar kamar.Â
Terakhir, leyeh-leyeh di tempat tidur bersih sambil menikmati sejam atau dua jam acara televisi  hingga kantuk datang.  Dan terbangun keesokan harinya dengan  stamina utuh,  untuk penjelajahan berikutnya.
Namun tentu saja banyak konsekuensi menginap di hotel murah. Murah kok mau enak ? Rasa apatis ambyar saat melihat link omegahotelmanagement.com.
Mata terbelalak, mendapati kenyataan ada sebuah hotel yang mampu menjawab harapan wisatawan yang ingin berwisata dengan biaya murah, namun tetap asyik maksimal. Bukan, bukan pula hanya sebuah hotel. Ini merupakan sebuah jaringan hotel, artinya ada di mana-mana. Lebih keren lagi, berada di berbagai daerah menarik untuk dikunjungi di Indonesia, dalam label berbagai nama seperti Grand Cordela, Cordela, Cordela Inn, Cordex dan Alfa Resort by Cordela Hotel. Â
Pilihannya ada di kota-kota wisata yang amat menantang untuk dijelajahi. Adrenalin terasa  mulai bergejolak. Sebut saja Medan, Cirebon, Pangkalpinang, Yogyakarta, Kuningan Jawa Barat, Jakarta, Puncak/Cisarua, Bandung, Bengkulu, Palembang, Pekan Baru dan Sidoarjo.
Yang pertama dilakukan calon penginap tentu saja mencari rating dan rekomendasi di website hotel resmi. Atau bisa juga dari berbagai aplikasi penyedia jasa hotel online. Iseng membuka secara acak sebuah hotel di jaringan ini, terbukalah Hotel Cordela Senen, Jakarta. Bintang yang diberikan oleh para tamu yang pernah menginap di sini berjejer maksimal. Semua merekomendasikan, bahkan tak ada satu keluhan pun yang nampak.