Profesi Guru Yang Tak Selalu Dipandang Mulia
Tulisan ini seharusnya selesai tepat waktu, tetapi tiba-tiba kurang sehat, akhirnya tulisan ini harus berhenti sejenak. Tetapi puji Tuhan kembali fit dan saya dapat menyelesaikan tulisannya. Tidak ada kata terlambat untuk mengucapkan selamat Hari Guru. Karena bagi saya setiap hari adalah Hari Guru, bagi Guru-guru yang hebat dan luar biasa.
Pagi itu saya berkemas untuk menuju tempat kegiatan, karena hari itu ada undangan yudisium bagi mahasiswa kesehatan. Saya lupa kalau hari itu tanggal 25 November 2023 merupakan Hari Guru, salah satu teman kerja saya mengingatkan saya dengan ucapan selamat hari guru lewat pesan di WA, saya menyampaikan ucapan terimakasih atas ucapan tersebut, dan juga pesan dari teman2 kuliah yang sudah menjadi guru, baru saya sadar bahwa hari itu adalah Hari Guru Nasional. Dan akhirnya sayapun balik mengirimkan pesan ke pada teman2 seangkatan saat kuliah dan juga guru-guru yang lain. Saya mensuport mereka dengan pesan saya di WA. "Sukses dalam mengajar mencerdaskan anak bangsa. Teruslah belajar bersabar, menjadi guru kreatif dan penuh inovasi". Sebuah ungkapan yang umum dan terkesan Nasionalis yang sudah biasa orang ungkapkan atau sudah biasa kita dengar. Ya ungkapan yang umum tetapi sangat dalam maknanya. Di saat sebagian orang tidak menyukai profesi guru, disitulah guru-guru yang ada sekarang harus berbangga karena tidak semua orang mau menjadi guru. Guru itu adalah orang yang luar biasa, Guru yang hebat bisa mendidik anak orang lain menjadi pintar. Profesi yang sangat mulia.
Mengingat pengalaman saya yang sangat tidak menyukai profesi guru karena ada banyak hal yang terbersit dalam pikiran saya ketika nantinya menjadi seorang guru. Menjadi seorang guru harus bisa bertanggung jawab terhadap tumbuh kembang anak. Dan juga siap di tempatkan di mana saja di seluruh pelosok tanah air, tak terkecuali sampai ke daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T). Apakah kita mau, dengan meninggalkan keluarga kita? Hanya guru yang punya kesadaran tinggi, punya kerelaan dan mau berkorban untuk mau ke sana.
Apa itu Guru ?
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Guru adalah "orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar".Â
Sebuah profesi yang di amanatkan untuk sebuah tugas mulia yakni mencerdaskan anak-anak bangsa. Yang tentu saja tidak semua orang "bisa" dan "mau" melakukan tugas ini. Ya.. tidak semua bisa, karena profesi guru menuntut adanya keahlian yang didapatkannya melalui pendidikan dan pelatihan khusus dan tentu saja juga memiliki kode etik yang mengikat seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru.
juga tidak semua "mau" menjadi guru, karena menjadi seorang guru juga di tuntut adanya kerelaan dan pengorbanan. seperti yang saya tulis di atas, bahwa tidak semua mau rela dan berkorban meninggalkan keluarganya untuk pergi ke daerah yang terpencil dan daerah 3T, hanya seorang guru yang hebat dan punya dedikasi yang tinggi.
Surya Hanafi, dkk (2012:iii) dalam bukunya mengatakan bahwa "kita membutuhkan tenaga-tenaga pendidik yang handal, yang mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk mengajar, menuntun, membimbing, bahkan membentuk generasi emas bangsa ini".
Guru Pahlawan Tanpa Tanda JasaÂ
Guru merupakan pahlawan tanpa tanda jasa.. ya predikat ini diukur dari melihat pengabdiannya, ketekunan dan kesabarannya  tanpa pamrih, mendidik anak-anak bangsa agar punya kecerdasan, mempersiapkan generasi pemimpin bangsa ini. Dengan predikat yang di sematkan padanya "pahlawan tanpa tanda jasa", tentu  maknanya sangat dalam. walau kita tak sebanding dengan Pahlawan di medan perang yang mengorbankan nyawanya demi kemerdekaan bangsa, tetapi dibandingkan dengan pengorbanan seorang guru, juga tidak bisa di remehkan. Dengan mengorbankan waktu tenaga pikirannya demi untuk mencerdaskan anak bangsa, supaya anak anak generasi pembelajar ini dapat membangun bangsa menjadi lebih baik, lebih maju ke depannya.