Mohon tunggu...
Uchan dug
Uchan dug Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Pascasarjana UIN Banten

langkah awal untuk bisa berkarya dalam tulisan, mungkin ini akan menjadi wadah tentang tugas kampus saya dan cerita kehidupan saya, dan interpretasi terhadap lingkungan sekitar

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Distribusi Kesempatan

28 Juli 2024   06:36 Diperbarui: 28 Juli 2024   06:45 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Distribusi Kesempatan|Dok. Pribadi 

Kalimat distribusi sering terdengar yang identik dengan barang dan istilah ekonomi. Karena distribusi adalah salah satu kegiatan ekonomi. Ilmu ekonomi mengatur tentang produksi, distribusi dan konsumsi.

Secara umum distribusi adalah penyaluran hasil produksi yang dilakukan produsen kepada konsumen untuk menjaga keberlangsungan perusahaan.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), distribusi adalah penyaluran (pembagian, pengiriman) kepada beberapa orang atau ke beberapa tempat.

Namun, disini penulis tidak akan membahas tentang distribusi secara ekonomi, akan tetapi tentang bagaimana distribusi kesempatan bagi setiap warga negara dan generasi muda atau Gen-Z. Apakah semua orang memiliki kesempatan yang sama ? Apakah Gen-Z diberikan ruang berkarya dan mengeksplor dirinya.

Posisi generasi muda sering menjadi harapan oleh golongan tua. Namun, kepercayaan terhadap generasi muda itu sangat minim. Sehingga tidak semua generasi muda memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi potensinya.

Mungkin ketimpangan yang menjerat masyarakat kita sampai sekarang adalah distribusi kesempatan yang tidak menemukan titik keadilan.

Coba kita refleksi sebentar. Misalnya, konflik di masyarakat tentang pembagian bantuan baik itu barang atau uang tunai selalu jadi problematika, karena dianggap tidak adil, proses pendistribusian hanya kepada kelompok terdekat dari orang yang memiliki akses kekuasaan saja.

Kita mungkin sering menemukan tentang bagaimana penerimaan beasiswa kartu Indonesia pintar (KIP) tidak tepat sasaran, akhirnya berapa orang yang tidak memiliki kesempatan untuk belajar di perguruan tinggi, atau tentang kasus para nelayan berapa banyak nelayan tetap menjadi nelayan sampai akhir hayatnya.

Diketahui bukan sedikit bantuan yang digelontorkan oleh pemerintah kita, tentang alat tangkap nelayan dan perahunya. Namun berapa nelayan yang sampai sekarang belum memiliki perahu sendiri bahkan sampai mati pun ia tetap menjadi nelayan yang tak memiliki perahu.

Tentunya karena distribusi ini yang menjadi problematika, karena nelayan yang tak memiliki perahu tidak diberikan kesempatan untuk mengelola perahu nya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun