Semua dari kita tentu tidak ingin terkekang dengan banyak energi negatif yang terus menggerogoti akal sehat. Perjalanan meniti tangga kehidupan menuntut kita untuk berusaha tangguh dan kebal menghadapi banyak ancaman tak terduga. Mencemaskan banyak hal belum tentu terjadi sudah menjadi habit berkepanjangan yang pada akhirnya mengganggu kinerja, sebab tanpa disadari hak tersebut diam-diam merenggut kesehatan mental dan fisik.
Sesekali cobalah ketuk akal pikiranmu, jenguk dan tata kembali isi kepalamu, peluk hangat dan redam semua perasaan yang mengecilkan hatimu. Banyak hal terjadi di luar kendali diri dan itu bukan tanggung jawabmu untuk menyesalinya. Beberapa hal yang belum terjadi jangan dijadikan pemberat yang hanya akan menenggelamkan dirimu pada perasaan was-was.
Selain itu, ketika kamu mencemaskan sesuatu yang sejatinya belum tentu terjadi selayaknya apa yang kamu pikirkan. Maka pikiran semacam itu dapat merampas kedamaian dan kenyamanan. Bahkan hal itu dapat membuat kita tidak dapat menikmati hidup. Sebab ketika dikuasai oleh pikiran negatif, maka segala bentuk keindahan dalam hidup tak akan terlihat karena telah direnggut oleh ketidakmampuan diri meredam pikiran tersebut.
Dalam buku berjudul ‘Rahasia Bersikap Tenang Dalam Kondisi Apapun’ yang ditulis oleh Sabrina Ara. Dikatakan bahwa pikiran kita layaknya gravitasi yang akan membuat benda tertarik ke bawah, demikianlah ketika memikirkan hal negatif maka hal negatiflah yang akan memenuhi hidup kita. Maka buanglah perasaan cemas berlebihan, hadapi apapun yang terjadi dengan tenang. Namun apabila sulit untuk mengatasi kecemasan itu, kamu bisa menerapkan metode ini lho!
Butterfly hug, pelukan kupu-kupu. Dikembangkan oleh Lucina Artigas dan Ignacio Jarero ketika menolong para korban yang selamat dari badai besar di Acapulo, Meksiko pada 1998 sebagai metode Intervensi Terapeutik mandiri untuk relaksasi yang efektif mengurangi trauma dan meredam kecemasan.
Dilansir dari laman psikogenesis.com, gerakan relaksasi ini kembali populer setelah muncul dalam drama korea berjudul ‘It’s Okay Not To be Okay’. Salah satu pemeran dalam drama tersebut beberapa kali melakukan Butterfly hug guna meredam emosinya.
Metode ini telah banyak digunakan sebagai terapi guna menjaga kestabilan emosi dan mengurangi tingkat kecemasan. Hal tersebut dikarenakan metode butterfly hug dapat membantu pikiran menciptakan rasa tenang dan damai.
Selain itu metode ini mampu membangkitkan hormon endorfin (penghilang stress) yang dapat mengatur suasana hati. Sehigga tubuh akan meresponnya sebagai bentuk penyembuhan dari trauma, luka batin, kecemasan, depresi, bahkan Post Traumatic Syndrome Disorder (PTS).
Hal positif lainnya yakni dapat meningkatkan kepercayaan diri. Ini dikarenakan metode butterfly hug ini dapat menghilangkan self low esteem yang akan menimbulkan keyakinan untuk mengaktualisasi diri. Yang kemudian hal ini akan membuatmu lebih siap menghadapi tiap-tiap pengalaman yang akan membuatm bertumbuh.
Kamu dapat mencoba metode ini sebagai bentuk penerimaan diri agar merasa lebih baik. Peristiwa berat yang kamu alami, luka batin yang tak kunjung terobati, kesepian berkepanjangan. Yang mana hal tersebut hanya akan membawa dirimu pada kecemasan yang tak terkendali yang pada akhirnya menjadi jembatan kehancuran bagi hidupmu.
Dengan melakukan metode ini secara konsisten, perlahan kamu akan banyak perubahan positif dalam diri. Gerakan yang sederhana, mulailah dengan duduk di tempat yang membuatmu merasa aman dan nyaman. Lalu pejamkan mata perlahan dan rileks. Kemudian silangkan kedua lengan dan letakkan di depan dada. Mengaitkan kedua ibu jari bagi sebagian orang juga terasa lebih nyaman.
Fokuslah pada nafas yang keluar masuk, tariklah nafas perlahan melalui hidung selama 4 detik, kemudian hembuskan perlahan melalui mulut selama 4 detik pula. Kamu juga dapat melakukan self talk sebagai motivasi diri, seperti “semua akan baik-baik saja”, “terimakasih telah bertahan sejauh ini”, “maafkan semua hal yang menyakitkan”, dan lain sebagainya. Lakukan hingga merasa nyaman dan kecemasan berkurang.
Kamu dapat melakukan metode ini kapan saja ketika kamu merasa perlu untuk melakukannya. Apabila merasa lelah, atau mulai merasa ada hal yang mengganggu pikiran, dan mulai merasakan kecemasan berlebihan. Maka lakukan metode ini untuk memberikan efek damai dan tenang.
Butterfly hug mungkin tak dapat menyelesaikan permasalahan yang sedang kamu hadapi. Namun setidaknya kamu memahami bahwa ketenangan adalah jalan yang lebih baik dalam berfikir menemukan solusi. Karena keputusan yang diambil dalam keadaan dimana diri terbalut emosi hanya akan menimbulkan penyesalan pada akhirnya.
Tidak ada salahnya untuk tidak menunjukkan emosi dan kesedihan pada orang lain. Namun menyangkalnya adalah keputusan yang sama sekali salah. Sebab konsep perasaan adalah ingatan yang lebih abadi dibanding peristiwa yang menimbulkan perasaan itu sendiri. Maka mulai sekarang peluk dan terima semua rasa yang memberontak, tenangkan dan hadapi. Sebab hari-hari yang dijalani dengan beban perasaan akan menjauhkanmu dari jalan menuju bahagia yang kau impikan.
Ingatlah selalu bahwa perjalanan hidup tak akan pernah mulus dan sesuai rencana. Akan ada banyak sekali hal tak terduga yang akan terjadi. Yang bahkan mungkin akan sangat berdampak pada masa depan dan bahkan dapat merubah pola pikirmu dalam memandang kehidupan. Maka jalani hidup sebagaimana selayaknya manusia yang tak akan pernah luput dari permasalahan duniawi. Jadikan keberhasilan sebagai alasan untuk bersyukur dan kegagalan sebagai pengalaman yang akan mengajarkanmu makna perjuangan yang pada akhirnya dapat menjadi tonggak dalam meraih keberhasilan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H