Rata-rata orang cerdas (intellectually & emotionally) sudah memiliki self awareness yang memadai, atau simpelnya memiliki kecenderungan untuk melihat dan melakukan sesuatu berdasarkan objective. Logikanya benar-benar dipakai. Begitu pula dengan skenario falling love. Rata-rata (orang yang saya kenal) kalau lagi falling for someone pasti bakal berfikir berkali-kali, seperti:
- Ini perasaan cinta atau memang flirting doang ya?
- Memang aku sebegitunya membutuhkan dia? Aku butuh dia apa nggak ya?
- Pasti bakal buang-buang waktu. But I need someone.
- Kira-kira kalau dia mau sama aku apa manfaatnya ya, can she/he shape my life?
- Hmmm kasian kalau dia sama aku, I'm not at my best version atm
- Dan ujung-ujungnya. Well you deserve better.
Apalagi kalau memang sudah confirm si orang-orang self awareness tinggi ini jatuh hati pasti bakal diselidiki habis-habisan ke objek crush, "ini si crush kira-kira lagi dekat sama siapa, suka sama siapa?" Karena kalau ujung-ujungnya crush sudah punya orang lain, well it's not gonna work. Back to reality deh, kembali fokus mengaktualisasi diri untuk diri sendiri dan maybe untuk the one diantara 8 milliar manusia lainnya.
Nah untuk kamu yang tipenya sapiosexual or whatsoever juga tidak semudah itu untuk mendapatkan tipe orang-orang seperti ini. Kalau kebetulan dia into you, pasti bakal quality time dulu selama berbulan-bulan untuk matchmaking, cause they realize:
- Cantik saja tak cukup
- Kaya saja tak cukup
- Baik saja tak cukup
It's about the Value that you will bring to his/her life. Kalau value ini sudah dapat, believe me!!! dia bakal betah untuk terus menerus buat berada disisimu. That's how love made, energinya harus balance.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H