Mohon tunggu...
Yusup maulana
Yusup maulana Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Di Balik Makna Tiga Lampu Jalan

6 Desember 2015   12:42 Diperbarui: 7 Desember 2015   13:50 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ayah warna lampu kuning itu artinya apa?" tanyaku.
"Artinya bersiap-siap" jawab ayah saya.
"Terus kalau merah artinya apa yah?" tanyaku.
"Itu artinya berhenti, dan hijau artinya maju" jawab ayah.

Tertegun melihat langit, teringat usiaku ketika menginjak 6 tahun yang lalu, di depan keramaian jalan, aku menanyakan benda tinggi kurus menjulang dan memiliki tiga mata dengan warna yang berbeda. Di usiaku yang keenam tahun itu ada pertanyaan konyol yang kulontarkan kepada ayah.

"Yah kenapa lampu jalan nya cuman 3 warna Kenapa nggak 4 atau 5".

"Kelak engkau akan mengerti nak," jawab ayahku yang sepertinya menyembunyikan misteri di balik lampu lalu lintas. 

Indonesia adalah tanah airku, 20 tahun aku hidup di atasnya, makan dan minum dari hasil bumi Pertiwi, tak layak dikatakan manusia beradab bila tidak bersyukur atasnya. Namun sayang negara hebat seperti Indonesia, belum memiliki banyak orang yang taat akan aturan, salah satunya adalah aturan dalam berkendara.

Kalau ditanya bagaimana sejarah lampu lalu-lintas?, jawabannya "aku belum tahu"

Terus kenapa aku membuat artikel tentang lampu lalu lintas?

Jawabannya simpel, karena sekarang aku lagi di Jepang dan duduk memperhatikan lampu lalu lintas di negara Sakura ini. Teringat ketika di Indonesia, berkendara menggunakan motor boncengan sama pacarku yang cantik, mungkin kalau pacar saya bilangnya.
dibonceng sama pacar saya yang jelek.

"Sayang aku nggak jelek, cuman tidak ganteng aja" jawabku menanggapi prasangkaku sendiri.

"Lantas apa bedanya??" jawaban pacarku menanggapi prasangka Aku dari prasangka yang lain. Waktu perjalanan dari kampus menuju perpustakaan daerah (PUSDA), di tengah perjalanan langkah kami dihentikan oleh si merah yang berdiri kokoh tanpa mengharapkan imbalan. ketika sedang menunggu lampu berganti dari merah menjadi hijau, teringat pembicaraan lampu lalu lintas dan ubung kecil, seketika lamunan ku terbangun, gara-gara pengendara ugal-ugalan yang menerobos lampu lalu lintas, lalu saya berpikir mengenai beberapa hal yang akan saya lakukan.

  1. Saya tunggu lampu sampai hijau kemudian mengejar pengendara ugal-ugalan itu dan menegurnya, keuntungannya Aku terlihat berani di depan pacar Aku, dan resiko yang pasti terjadi Aku pulang dengan muka babak belur , karena pengendara ugal-ugalan itu berdua dan memiliki tubuh yang besar.
  2. Aku diam tak melakukan apa- apa, keuntungan nyak muka Aku tidak turun level dari jelek menjadi sangat jelek. keputusan sudah Aku ambil, Aku tunggu lampu hijau kemudian mengejar pengendara ugal-ugalan itu dengan kecepatan di bawah 60 km per jam dan teriak “ke mana pengendara ugal-ugalan itu?” dengan cara seperti itu Aku akan terlihat berani di depan pacar aku dan muka aku akan aman levelnya, prediksiku tepat dengan kecepatan 60 km per jam yang aku gunakan tidak mungkin bisa mengejar pengendara tersebut, lalu Aku lanjutkan perjalanan ke PUSDA dan menyelesaikan tugas pada hari itu.

Itu adalah salah satu gambaran lalu lintas di negaraku, cukup memprihatinkan jika kita berkaca dari negeri Sakura, karena negeri Jepang adalah negara yang tertib lampu lalu lintas, mungkin salah satu penyebabnya adalah sanksi yang tegas yang diberikan kepada si pelanggar lampu lalu lintas, dan teknologi maju Jepang yang akan mencatat pelanggaran sekecil apa pun di lampu lalu lintas, maka tidak heran kalau misalkan sekarang kita melanggar lampu lalu lintas, Maka besok paginya kita akan dikejutkan dengan Polisi berseragam rapi di depan pintu rumah kita. itu adalah salah satu contoh kecil yang harus kita tiru dari negara maju.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun