Mohon tunggu...
Ubet sky
Ubet sky Mohon Tunggu... -

seseorang yang ingin menjadi seperti Nobita

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Langit Senja

12 Maret 2012   06:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:11 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Langit di kala senja

Pemandanganterindah

Yang ada di dunia

Cahaya merah sang surya

Diantara kabut malam

Menentramkan lubuk jiwa

Yang penuh akanderita

Tak kuingin waktu berjalan

Menjemput kegelapan malam

Mengantarkan kesepian

Namun aku tak kuasa

Tuk melakukan itu semua

Karena Dia telah berkata

Kehendak-Ku tak akan tertunda

Hanya butiran air mata

Yang membasahi rupa

Yang akan selalu setia

Menemaniku dalam nestapa


Teringat kembali akan dirimu

Saat kunikmati kesepianku

Kesendirian di keheningan malam

Ketika semua terbuai dalam alam khayal

Aku Tanya pada rembulan

Aku Tanya pada bintang

Aku Tanya pada Tuhan

Dimana dirimu yang sangat berarti

Namun semua diam

Seakan tak mempedulikanku

Seolah mengacuhkanku

Kini . . . . .

Sendiri . . .

Ku cari jawaban semua ini

Aku tak lagi mengharap bintang

Aku tak lagi mengharap bulan

Aku tak lagi mengharap Tuhan

Menjawab semua yang ku tanyakan

Karena aku tak lagi percaya akan mereka

Bagiku . . . . .

Mereka . . . . .

Hanya ilusi manusia

Yang tak nyata

Bagiku . . . . .

Mereka . . . . .

tak pernah ada

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun