Mohon tunggu...
Septian Maulana
Septian Maulana Mohon Tunggu... -

Septian Maulana lahir Bandung, 22 September 1991. Aku seorang anak laki-laki yang dibesarkan dari kelurga yang sederhana, aku anak kesatu dari tiga bersaudara.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Janggal

28 Maret 2013   15:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:04 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Entah apa Tuhan yang ada dalam pikiranku ini, bayangannya selalu menghantui tetapi tidak membuat takut. Pagi, siang, sore, dan malam sedotan hormon kegelisahan mencair menjadi sebuah raga yang sedang dibentuk ketakutan hanyalah semata untuk memperkuat jalan pikiran yang tak sempat berbaur dengan keindahan.

28 Januari 2013, siang hari jadi saksi abadinya rahim seorang wanita yang membengkak seperti bangkai manusia yang terendam air. Resah menjadi seorang ayah bukan tak mau untuk merubah, namun kelaparan menjadi bekal untuk terciptanya kekalan jantung dan duri yang menusuk. Angin yang berhembus kencang melalui selah-selah jendela  kaca tak bisa mendinginkan kebusukan.

Oh Tuhan, bantu aku menjadi laki-laki dan manusia setangguh malaikat yang bersayap. pukulan menghantam sel-sel otak kiri bersitegang dengan urat-urat otot yang tak kunjung usai meraup muka yang penuh gejolak cinta.

Bandung, 28 Januari 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun