Mohon tunggu...
Septian Maulana
Septian Maulana Mohon Tunggu... -

Septian Maulana lahir Bandung, 22 September 1991. Aku seorang anak laki-laki yang dibesarkan dari kelurga yang sederhana, aku anak kesatu dari tiga bersaudara.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Memang Manusia Tolol

29 Maret 2013   09:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:02 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Aku Memang Manusia Tolol”

Pagi menjelang sinar matahari pun bersinar menyinari alam semesta, nama saya Irfan Muhammad Sidiq panggil saja Mfan, aku tinggal di lembang tepatnya dekat de’ranch tempat wisata. Pada suatu hari saya masuk kuliah, itu adalah hari pertama saya kuliah dan hanya sedikit orang yang saya kenal, Agung Atmaja orang pertama yang menjadi teman sekaligus sahabat bagi saya sekarang. Perguruan tinggi di kota bandung menjadi tempat bernaung bagi saya sewaktu menempuh ilmu. Hari demi hari mulai saya lewati dan semakin banyak teman yang saya kenal pula.

Senin pagi sewaktu mau berangkat ke kampus, saya melihat seorang gadis jelita dan cantik dia juga melihat saya dengan tatapan yang sempurna, saking asyiknya bertatapan saya hampir lupa bahwa saya sedang mengendarai sepeda motor yang sampai akhirnya saya jatuh masuk lubang.

“awwwww.. sial masih pagi sudah mendapat petaka” berdiri dan menepuk-nepuk bagian yang kotor.

Tak disangka gadis yang menyebabkanku terjatuh datang menghampiri dantersenyum. Dalam pikirku melintas seketika dan memfonis gadis itu gila, apa dia tidak tau kalau pria tampan ini sedang mengalami musibah? Tapi tak apa lah, mungkin saja senyumnya itu karena terpesona dan terkesima akan ketampananku. Lamunanku semakin dalam dan tidak terkendali kerena rasa pusing dan bingung bercampur aduk pada pagi itu, sampai semua kata-kata yang dilontarkan gadis itu tak terdengar di telingaku.

“hey..heyyy..” sambil melambaikan kelima jari cantiknya di depan mukaku.

“ehh iya kenapa? kenapa?”

“kamu tidak apa-apa? Ko melamun? Kepalamu terbentur ya?”

“ehh gak kok, gak apa-apa. Saya duluan ya?”

Saya langsung pergi meninggalkan gadis itu dan menuju tempat parkir kampus. Tapi gak tau kenapa ko jadi kepikiran cewe itu ya? Ada beberapa alasan kenapa juga mesti ninggalin dia? Pertama, ko ada manusia yang belum kenal siapa saya, terus nyamperin dengan sejuta senyuman dan bertanya “kamu gak apa-apa?”, alasan kedua itu manusia atau bukan ya? Soalnya tu cewe putih banget, terus rambutnya hitam pekat dan terurai panjang, alasan ketiga itu cewe waras ato ga? Aaahh masih pagi udah semerawut aja ini pikiran, gak bisa jernih gitu ya? Apa karena lupa minum susu buatan mamih tadi pagi? Ahhh udahlah gak tau kenapa.

Sesampainya di kelas saya langsung menghampiri seorang teman lelaki yang belum lama ini saya kenal. Ingat hubungan kami berdua hanya sebatas temana atu lebih dalam lagi sahabat, bukan homo atau apalah yang sering orang-orang kata tentang hubungan sesame jenis itu. Di sudut kelas dengan beberapa kursi, agung dan juga kelas yang masih kosong, saya menceritakan kejadian yang terjadi sekitar 10 menit yang lalu, bercerita akan indahnya gadis itu, bercerita akan sakitnya lutut dan jidatku yang terbentur, dan bertanya kepada agung tentang apakah gadis itu gila atau tidak.

“ah, mfan kira-kira itu gadis kuliah disini atau ngga?” seru agung, dan saya pun menjawab dingin “ga tau gung”. Setelah kuliah saya makan bersama agung di warteg langganan saya warung underground, tiba-tiba gadis itu pun dating dan makan d warteg itu.

“Gung, itu cewe yang tadi pagi saya ceritakan.”

“yang mana?’’

“itu cewe yang berkerudung dan memakai baju putih”

“oooooh…… itu, Kalau dia sih saya kenal, namanya Atika dia orang Kalimantan pulang sebrang, hehe” sambil becanda.

“yang bener?’”

“kapan aku bohong sama kamu fan? Kamu suka ya sama gadis itu?”

“sepertinya….. aku… pikir-pikir dulu deh untuk menyukai orang segampang itu. Hehe” padahal iya saih aku suka cumin jaga imej aja.

“tumben pikiran kamu cerdas mfan?’’ seru agung.

Beberapa bulan kemudian saya sering sekali berjalan bertiga antara saya, atik dan juga agung. Setelah kejadian di kantin pada waktu itu kami menjadi semakin dekat, tetapi saya merasa aneh dengan sifat agung yang sok jaga jarak gak jelas. Waktu terus berputar tak kenal kata pause, tiba-tiba saya merasakan sebuah getaran yang berasal dari dalam tubuh saya dan ohhh dipikiran saya ada sebuah nama yang terukir indah, kemudian apapun yang kulihan terlihat cantik secantik atika. Malam itu pikiran saya makin gak beres, makin kacau karena terus-terusan ada atika dimana-mana, kenapa gak kepikiran agung aja sih? Yang udah jelas sependeritaan dan hidup di kampus sepenanggungan. Tapi keterlaluan banget sih kalo misalnya saya kepikiran agung kayak gitu, bisa-bisa saya mimpi dan gak bangun lagi, ihhh serem.

“oy mfan!”

“oyy gung, kemana aja kamu? Belakangan ini sering ngilang gak jelas kayak tuyul aja.”

“biasa ada urusan penting tentang kamu”

“maksudnya?”

“gila fan init u bener-bener super duper gila” dengan wajah serem dan mata belalakan kayak makan peren asem.

“apa sih? Siapa yang gila?”

“sini deh” sambil narik lengan mfan dan duduk di atas kursi yang terletak di sebuah taman kampus.

Setelah mereka berdua duduk dengan tenang agung memulai semua cerita yang dia analisis selama ini, sebenernya ini bukan analisis penting sepenting analisis permasalahan dalam mata kuliahnya, tapi sepenting nyari tau gimana gaya napoleo ngupil dengan kapal pasiarnya. Banyak hal yang buat mfan kaget dari setiap kalimat bahkan setiap kata yang keluar dari mulut agung yang bisa dikatakan sexy. Tapi apa daya usaha agung untuk sahabatnya itu nihil banget, gak sepatah katapun didenger sama mfan yang ada cuman muka kecut yang muncul dari muka mfan.

“udahlah gung, aku ga suka kamu ngomong seperti itu terhadap saya tentang Atika, kamu juga tau saya suka sama dia, kamu jangan mencampuri urusan saya” sambil pergi meninggalkan agung.

“yaudah kalo itu mau kamu” Agung bergumam.

Semakin hari semakin mfan menjauhi agung dan semakin dekat sama Atika. Selang beberapa minggu Atika dan Mfan menjadi pasangan kekasih, kemana-mana selalu berdua tanpa menghiraukan keadaan dirinya juga sahabatnya Agung. Suatu hari Atika ingin di belikan sebuah sepatu.

“Sayang, aku ingin beli sepatu tapi uangnya sangat kurang sekali, gimana dong?”

“Nannti saya tambahin ya?’’

“makasih sayang. Hee” dengan muka menggoda.

Pada akhirnya sepatu yang diinginkan atika terbeli, tanpa bertanya uangnya itu di dapat dari mana. Setelah sampai kampus dia merenung karena telah mengambil sebagian uang yang harusnya di bayarkan untuk kuliah.

“sayang nanti hari jadian pertama kita kamu mau belikan apa?” seru Atika

“gimana nannti ya, pokknya special buat kamu deh.”

“ok, aku tunggu pemberiannya”.

Mfan semakin tergiur untuk membelikan tas yang sangat mahal kepada atika tanpa menghiraukan kembali dia memakai uang untuk kuliah.

“Say, aku kasihin kamu tas ni sebagai tanda jadian kita sama bunga yang merah mekar”

“terima kasih sayang”

Hari demi hari mfan merasa keteteran karena uangnya habis di belikan barang-barang cantik kepada kekasihnya Atika. Sampai akhirnya dia ingat sama Agung yang telah memperingatkannya bahwa Atika itu tidak benar-benar dalam menjalani suatu hubungan. Sampai suatu hari Mfan ketika janjian dengan atika, atika membatalkan karena da tugas dari mata kuliahnya.

“say, hari ini kita ketemuan ya?”

“ga bisa sayang, aku ada tugas”

Mfan mulai mencurigai karena belakang ini sikaf atika beda sekali, sampai akhirnya pada suatu malam mfan mengikuti atika yang mau jalan sama temannya itu. Pada akhirnya mfan mengetahui bahwa atika selingkuh dan hanya memanfaatkan saja dia.

“dasar cewe tolol”.

“apa?”

Lelaki selingkuhannya pun menghampiri mfan dan berkelahi karena tidakterima atika di panggil tolol, sampai akhirnya ada agung yang melihat mfan sedang berkelahi dan melerainya.

“kenapa kamu berkelahi?”

“aku d tipu sama atika gung.”

“Di tipu kenapa?”

“dia ternyata bermain di belakang aku”

“oooohhh. Apa aku bilang” muka dingin.

Mfan yang saat itu memeluk agung dan meminta maaf atas perlakuannya waktu itu dan sempat menjauhinya. Mfan bercerita tentang yang dia alami, agung pun membantunya karena dia adalah sahabat yang selalu setia menemani.

Itu adalah kisah terpahit sekilas percintaan tentang saya, saya selalu berpikir kenapa tuhan tak adil, dan aku adalah manusia tolol hanya memikirkan cinta tapi tidak memikirkan sahabat karibku.

SEKIAN.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun