2. Proses Aseptik (Post-Hydrolysis)
Pada metode ini, susu terlebih dahulu disterilkan menggunakan prosedur UHT (Ultra-High Temperature), kemudian enzim laktase steril ditambahkan ke susu sebelum pengemasan. Proses hidrolisis laktosa terjadi di dalam kemasan susu selama masa penyimpanan. Karena waktu dan suhu inkubasi lebih tinggi, dosis enzim yang dibutuhkan dalam proses aseptik biasanya lebih rendah dibandingkan dengan proses batch. Namun, kontrol proses ini lebih sulit karena hidrolisis terjadi setelah pengemasan, sehingga kualitas dan aktivitas enzim harus dipastikan hingga akhir masa penyimpanan produk.
Penambahan enzim laktase pada susu juga memberikan beberapa pengaruh positif. Susu bebas laktosa menjadi lebih manis dibandingkan susu biasa. Ini karena hasil pemecahan laktosa, yaitu glukosa dan galaktosa sehingga memiliki rasa yang lebih manis. Hal ini memungkinkan pengurangan gula tambahan pada produk susu hingga 10--15 g/kg tanpa mengubah profil rasa, sehingga mengurangi jumlah kalori dalam produk.
Selain itu, penambahan enzim laktase mencegah kristalisasi laktosa pada produk susu seperti es krim, yang membantu menghindari masalah tekstur seperti "sandiness" atau rasa berpasir. Pada produk susu fermentasi seperti yogurt, penambahan enzim laktase dapat mengurangi tingkat post-asidifikasi selama penyimpanan, menjaga kualitas sensori produk tetap stabil dan lebih baik.
Produk terkenal menggunakan enzim laktase
Enzim laktase memainkan peran penting dalam industri pangan, terutama dalam produksi susu bebas laktosa. Salah satu contoh produk yang memanfaatkan teknologi enzim laktase adalah Susu UHT Cimory Bebas Laktosa, yang merupakan inovasi terbaru dari PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (Cimory). Susu UHT Cimory Bebas Laktosa diproses menggunakan teknologi khusus yang melibatkan penambahan enzim laktase. Jika dibandingkan dengan produk susu biasa Susu UHT Cimory Bebas Laktosa memiliki tingkat kecernaan yang lebih baik. Hal ini disebabkan oleh enzim laktase yang memecah laktosa (gula susu) menjadi glukosa dan galaktosa, dua jenis gula sederhana yang lebih mudah dicerna oleh tubuh. Akibatnya  susu ini memiliki rasa yang sedikit lebih manis secara alami tanpa perlu menambahkan gula. Proses ini memungkinkan orang dengan intoleransi laktosa untuk mengonsumsi susu tanpa mengalami gejala tidak nyaman seperti kembung, mual, atau diare yang biasanya muncul saat mereka mengonsumsi susu biasa. Meskipun telah melalui proses pemecahan laktosa, produk ini tetap mempertahankan cita rasa susu yang lezat dan creamy. Selain itu Produk ini tetap mempertahankan kandungan protein, kalsium dan vitamin D.Â
Contoh produk lain dari susu
Berbagai produk susu dapat diolah menjadi bebas laktosa melalui penggunaan enzim laktase, yang tidak hanya membuat produk bebas laktosa tetapi juga membantu meningkatkan rasa, tekstur, dan kualitasnya.
1. Susu Berperisa
Susu berperisa bebas laktosa yang biasanya tidak terlalu bermasalah dengan perubahan rasa dan warna saat diproses, karena susu ini sudah memiliki rasa dan warna yang kuat. Namun, untuk susu berperisa tertentu, seperti susu cokelat yang sangat manis, pemecahan laktosa saja mungkin tidak cukup, jadi perlu ditambahkan pemanis tambahan.
2. Bubuk susu