Mohon tunggu...
Ubay Ananta
Ubay Ananta Mohon Tunggu... Penulis -

koordinator kesusastraan di komunitas PELAR Sumenep. Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Aqidah Usymuni (STITA) Tarate Pandian Sumenep.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Perempuan Mandalawangi

4 Maret 2016   18:48 Diperbarui: 5 Maret 2016   03:45 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi: Shutterstock"][/caption]Masih adakah rindu dalam hati?
Seumpama malam yang tak sampai
Pada halaman rumahmu
Yang ingin kudatangi

Wajahmu umpama lembah mandalawangi
Yang masih selalu hangat dihitamnya mata
Memancarkan pelangi dari balik gelap
Dengan rajut senyumanmu yang sempurna

Namamu menjadi pemecah kesepianku
Melahirkan sebaris puisi
Pada kegelisahan hujan
Yang selalu menggenangi retinaku

Jika tanganku tak sampai
Jangau risaukan aku dalam mimpimu
Sempurnakanlah doa-doa yang berhamburan
Diatap rumahmu yang sayu

Kerap kali wajahku kembali candu
Saat melihat kerlingan matamu
Bersama pamflet hujan
Diwajah malam yang terbelah

Masih pantaskah puisiku
Merindukan wajahmu yang gaharu?

Sumenep.2016

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun