Kompasiana, BOGOR - Masyarakat Desa Neglasari menghadiri launching pusat konservasi TOGA Minggu (06/08/2023) sebagai tahap awal pembentukan komunitas.
Dekan Fakultas Ekologi Manusia Dr. Sofyan Sjaf S.Pt., M.Si menghadiri launching pusat konservasi TOGA yang diinisiasi oleh Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu-Ilmu Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (Himasiera) IPB University. Peresmian itu juga dihadiri oleh para stakeholder lain seperti Sekretaris Desa Neglasari yaitu Kosasih Irfan, Komisi Pendidikan Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (SKPM) Dr. Dyah Retna Puspita, M. Hum, Ketua Ormawa Himasiera, serta para kader dan perwakilan warga dari setiap RW.
Launching pusat konservasi TOGA dilaksanakan pada Minggu, 6 Juli 2023 di Desa Neglasari, Bogor, Jawa Barat. Pusat konservasi TOGA berlokasi di RT 4 RW 1 Desa Neglasari. Kegiatan ini dilakukan untuk meresmikan pusat konservasi TOGA yang dibangun oleh Tim PPK Ormawa Himasiera dalam bentuk greenhouse. Pembukaan greenhouse secara simbolik dilakukan dengan melakukan pemotongan paranet oleh Dekan Fakultas Ekologi Manusia dan Sekretaris Desa Neglasari.
Dr. Sofyan Sjaf S.Pt., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekologi Manusia mengatakan, "ini adalah salah satu output yang harus dimiliki oleh setiap mahasiswa, dan greenhouse ini adalah salah satu buktinya, yang nantinya saya harapkan mahasiswa lainnya bisa melakukan dan mengeluarkan output yang sama."
Greenhouse di pusat konservasi TOGA sudah berisi puluhan bibit TOGA lokal. Bibit TOGA tersebut berasal dari masyarakat Desa Neglasari dan Biofarmaka. TOGA lokal yang sudah berada di pusat konservasi adalah temu lawak, temu kunci, binahong, dan beberapa jenis TOGA lainnya. Nantinya selain dikonservasi, TOGA ini akan dibagikan ke warga perwakilan dari setiap RW Desa Neglasari untuk ditanam di rumahnya.
Media tanam yang digunakan di pusat konservasi tanaman TOGA terbuat dari campuran tanah sekitar, sekam bakar, dan pupuk kompos yang dibuat oleh Tim PPK Ormawa Himasiera menggunakan kotoran kambing milik warga RW 1 Desa Neglasari. Kedepannya Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Neglasari diharapkan dapat memproduksi sarana pertanian sendiri mulai dari pupuk kandang, sekam bakar hingga pupuk organik cair yang memiliki nilai ekonomi tersendiri.
Selain berfungsi sebagai tempat konservasi, greenhouse juga digunakan sebagai tempat pembelajaran TOGA bagi masyarakat Desa Neglasari. Materi yang akan dipelajari mengenai TOGA mulai dari pembibitan, penanaman, perawatan, pemanenan, hingga pemasaran. Dengan diresmikannya greenhouse sebagai pusat konservasi TOGA ini harapannya dapat membantu masyarakat Desa Neglasari untuk mengoptimalkan potensi yang ada sehingga memberikan dampak positif pada baik pada bidang ekonomi maupun bidang kesehatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H