Ide tulisan ini muncul saat ada surat elektronik masuk di inbox akun kompasiana saya. Isi pesannya bertema: Ketika Anak-anak (Sudah) Dibayangi Penyakit Diabetes.Â
Nah, jujur saja saya tidak banyak tahu tentang penyakit diabetes, jadi saya ragu untuk menulis tentang tema di atas. Tapi, pada bidang pertanian kita dapat memperhatikan mana tanaman yang kekurangan nutrisi dan mana tanaman yang kelebihan nutrisi.Â
Pada sistim pertanian modern saat ini, nutrisi untuk tanaman diberikan dalam bentuk pupuk buatan misalnya pupuk Urea, NPK, SP-36, KCl, dll. Saya ambil contoh adalah tanaman padi, pupuk buatan yang digunakan selama proses budidaya padi umumnya adalah Urea, SP-36, dan NPK.Â
Di dalam pupuk yang disebutkan terdapat unsur hara makro yaitu Nitrogen (N), Phospat (P), Kalium (K), Magnesium (Mg), dan Sulfur/Belerang (S). Masing-masing unsur tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda terhadap pertumbuhan tanaman, misalnya unsur N berfungsi untuk pertumbuhan vegetatif tanaman seperti tinggi tanaman, lebar daun, tingkat kehijauan daun, dan panjang akar. Salah satu ciri tanaman kekurangan unsur N adalah daunnya menguning disebabkan jumlah klorofil di dalam daun menurun.
Apakah tanaman juga dapat mengalami kelebihan nutrisi atau pada manusia disebut dengan obesitas? Ya, pemberian pupuk buatan yang berlebihan akan menyebabkan tanaman kelebihan nutrisi. Kita sudah sama-sama faham bahwa manusia yang kelebihan nutrisi akan menyebabkan obesitas dan beresiko terserang penyakit diabetes.Â
Pada tanamanpun demikian, contoh kasus adalah tanaman padi yang kelebihan unsur N maka akan menyebabkan pertumbuhan vegetatif yang berlebihan, tanaman akan lambat berbunga, dan mudah roboh diterpa angin.Â
Artinya tanaman yang kelebihan nutrisi tersebut menjadi tanaman yang ringkih dan mudah terserang oleh penyakit. Ini mirip-mirip dengan manusia yang menderita obesitas maka akan rentan sekali dengan penyakit jantung koroner, diabetes, stroke dll.
Kebutuhan nutrisi tiap tanaman berbeda-beda tergantung jenis tanaman dan fase pertumbuhan. Tanaman yang dipanen bagian daunnya (misal: kangkung, bayam) akan lebih banyak memerlukan unsur N, namun tanaman yang dipanen buahnya (misal: padi, jagung, cabai) memerlukan tambahan unsur P dan K agar produksi buahnya optimal.Â
Para ahli agronomi sudah menetapkan kebutuhan pupuk buatan untuk beberapa jenis tanaman khususnya tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan. Petani dapat mempraktekkan rekomendasi pemupukan yang sudah dibuat oleh para ahli, yang tidak boleh adalah memberikan pupuk melebihi dosis yang disarankan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H