Mohon tunggu...
Uays Hasyim
Uays Hasyim Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Berbuat untuk lebih bermanfaat, beraksi agar lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Serpihan Cinta

13 Februari 2014   10:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:52 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memahami cinta rasanya seperti memahami dunia akan seluruh isinya. Menyenangkan dan sangat menawan untuk ditelusuri dari setiap sisi. Bahasa apapun rasanya sangatlah sesuai dengan cinta, sebab cinta mampu menyesuaikan dengan setiap sisi bahasa yang digunakan. Kelihaian cinta dalam mengguratkan kebahagiaan disetiap selaksa kehidupan sangat terasa bagi mereka yang menterjemahkan cinta sebagai "BIANG" kebahagiaan.

Apalagi yang dicari jika bukan cinta sejati, begitu setiap manusia menghendaki. Berkeringat peluh dan bercucuran darah kesah menjadi perumpamaan bagi setiap insan yang mendambakan kebahagiaan dari setiap sentuhan mesra cinta dalam kehidupan. Kalaupun terkadang cinta tidak lagi diterjemahkan dalam relung bahagia, maka bisa dipastikan jika cinta itu telah ternoda oleh sebab perilaku yang tak bersahaja dan mengamit mulia.

Relung hati yang terdalam adalah tempat terindah berlindungnya cinta. Disana cinta begitu dimuliakan keberadaanya hingga terkadang perasaan enggan menjamah mesra. Yang semuanya tak lagi menjadi sempurna tatkala cinta tak lagi diniatkan sebagai sebuah jalan sutra menuju bahagia.


Kadangkala, senyampang dengan perjalanan menuju nilai tinggi kebahagiaan, cinta terseok pedih sebab tusukan duri emosi yang hendak menghakimi tanpa peduli lagi. Kadangkala begitu, sedemikiannya hingga banyak orang merasa cinta telah melukainya. Al hasil trauma sebab cinta menjadi alasan dasar untuk menjauhkan diri dari cinta sesungguhnya merupakan perantara dihadirkannya bahagia bagi manusia.

Resep sederhananya untuk cinta yang mengantarkan bahagia adalah dengan meninggikan kejujuran dengan berselimutkan nilai kebenaran yang hakiki dan tak berkesudahan. Keikhlasan juga menjadikan cinta sedemikian mulia dimata Alloh SWT dan manusia.

Sebab, dasar cinta yang menjadi tindakan penghadir asa yang menggantung mesra dilangit adalah pribadi yang jujur dengan kebenaran, ikhlas dalam kemuliaan.


Kalaupun tidak demikian, maka aku pun meragukan apakah itu benar cinta yang sesungguhnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun