Mohon tunggu...
Sultan
Sultan Mohon Tunggu... Karyawan -

/Uangku adalah tempat curcol seputar uang Sultan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Satu Masa Tersulit, Seratus Pelajaran (Part 1 - Dasar Perencanaan Keuangan)

2 Agustus 2015   18:24 Diperbarui: 12 Agustus 2015   05:34 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Satu Per Satu Hingga Menjadi Bukit"][/caption]

Masa-masa tersulit saya adalah ketika tidak memiliki penghasilan yang cukup untuk membelikan makanan untuk keluarga saya (saat itu menikah dengan dua anak). Gaji saya naik turun dan hanya mencukupi untuk membayar sewa tempat tinggal. Saya teringat setelah makan, saya masih merasa lapar namun saya menahan-nahan untuk tidak menghabisinya. Saya yakin istri saya lebih lapar karena masih menyusui anak kedua. Anak saya yang pertama untungnya juga masih kecil, sehingga kecil juga perutnya dan kebutuhan makannya. Istri saya pun kecil, mungil dan terlihat kurus. Dia juga pahlawan kita. Gram per gram emas ikhlas dijual untuk menutupi kebutuhan, hingga akhirnya pun ketika gaji tidak mencukupi untuk biaya tempat tinggal, emaslah menyelamati. Emas-emas tersebut dibeli saat 2005, dijual saat 2010-11 hingga abis. Sungguh berat rasanya menjadi kepala keluarga yang melihat posisi keluarganya selalu di ujung titik penghabisan.

Dari satu masa itu, saya bisa menarik banyak pelajaran hidup dan keuangan. Saya share dua dulu yaitu, 

1. Kebahagiaan tidak tergantung pada kekayaan

Masa lalu tersulit itu merupakan masa saya merasa paling bahagia. Saya memiliki waktu yang banyak bersama anak-anak saya karena kerja dengan waktu yang bebas. Sekarang saya pasti kerja Senin-Jum'at dan sisi saya yang selfish ingin menggunakan Sabtu dan Minggu untuk diri sendiri yaitu tidak melakukan apa-apa atau melakukan kegiatan yang saya suka. Hasilnya pun, saya tidak sebahagia dulu. Kebahagiaan pribadi bisa ditentukan dari kebahagiaan orang-orang sekitar dan sangatlah penting bagi saya untuk menjaga kebahagiaan keluarga saya.

2. Memiliki nilai, prinsip, dan prioritas keuangan

Dari pelajaran pertama maka perlu disambungkan dengan pelajaran kedua. Kita harus memiliki nilai, prinsip, dan prioritas keuangan yang juga selaras dengan kebahagiaan. Nilai, prinsip dan prioritas yang dipegang seharusnya mempengaruhi sikap agar dapat tercapainya tujuan akhir.

Jika bingung bagaimana menyeleraskan nilai dengan kebahagiaan, kita hanya perlu membayangkan diri sendiri ketika sudah di akhir perjalanan hidup, atau sudah terminal. Bayangkan, saat waktu tersebut, pencapaian apa saya yang akan membuat kita tersenyum dan meninggalkan dunia dengan perasaan bahagia dan tenang. Nilai tersebut dinamakan nilai terminal yaitu merupakan pencapaian-pencapaian yang perlu dicapai sebelum akhir hidup. Salah satu target saya adalah memastikan anak saya memiliki pendidikan yang cukup agar bisa mandiri. Pendidikannya pun tidak hanya pendidikan sekolah hingga kuliah, namun juga pendidikan keuangan. 

Prinsip adalah sesuatu yang tak akan gentar dalam kondisi apapun. Yang pasti merupakan prinsip saya dalam kondisi apapun adalah dua hal yaitu pentingnya memiliki rumah dan emas. Prinsip ini pun mendorong saya untuk memiliki prioritas-prioritas keuangan. Salah satunya adalah menyisihkan uang untuk anak-anak saya. Uang tersebut saya gunakan untuk membeli emas, dari 0,5 gram inshaAllah hingga 1 kilo. Saya harap, anak-anak saya juga akan memegang kedua prinsip tersebut sehingga jika tidak tercapai, merekalah yang meneruskannya.

Dua hal tersebut, mengetahui kebahagiaan dan menentukan nilai, prinsip, serta prioritas keuangan, merupakan fundamental perencanaan keuangan.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun