Mohon tunggu...
Sultan
Sultan Mohon Tunggu... Karyawan -

/Uangku adalah tempat curcol seputar uang Sultan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Untung Saham Untuk Modal Beli Mainan

7 Agustus 2016   11:01 Diperbarui: 7 Agustus 2016   11:13 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya mulai merasakan sulitnya membangun kebiasaan menabung dan sikap menunda kesenangan pada anak-anak. Putri saya yang umurnya sudah 9 tahun masih memiliki kesulitan dalam mengendalikan keinginannya jika sudah memiliki uang yang cukup untuk beli mainan. Saya pun tidak ingin mengambil hak-nya untuk membuat keputusan keuangan, tapi sepertinya intervensi orang tua perlu dilakukan.

Pada suatu malam, dalam perjalanan pulang setelah mengunjungi toko mainan, saya menyampaikan ide peraturan baru mengenai keputusan keuangannya. Putriku langsung berkicau ketika saya sampaikan peraturan barunya (kita sehari-hari berbincang dalam bahasa Inggris): 

"Daddy, I know why you don’t like us buying toys with our money. I think you’re jealous of us because we get toys and you didn’t. Because if you had gotten toys when you were young, you’d be happy.”

Saya tidak bisa menahan tawa setelah mendengarkan itu. Putri dan adiknya pun langsung terbahak-bahak puas dengan kemenangannya dalam membalas saya.

Saat sampai di rumah, saya menjabarkan peraturan keuangan yang sebelumnya berlaku dan lebih memahami alasan kenapa anak saya belum dapat menahan keinginannya:

  • Mainan seharga Rp200.000 dapat dibeli setahun sekali setelah menabung sebesar Rp1.200.000;
  • Mainan dapat dibeli dengan uang yang diterima di Idul Fitri;
  • Berhak untuk 1 mainan saat ulang tahun ; 
  • Mainan akan diberikan atas prestasi akademis; dan
  • jumlah mainan tidak dapat melebihi tempat yang tersedia untuk mainan.

Jelas sekali bahwa peraturan tersebut belum berhasil karena dalam 1 tahun terdapat 4 kesempatan untuk mendapatkan mainan, sehingga jumlah mainan pun melebihi kapasitas penyimpanan. Pada akhirnya, setiap tahun mainan dibuang di dalam box dan saya yang ngedumel bahwa amanah uang yang diberikan telah disia-siakan. Karena itu, saya membatalkan semua itu demi satu peraturan baru:

  • Pembelian mainan ataupun snack/jajanan hanya dapat dilakukan dari 50% capital gain yang diraih dalam satu tahun berinvestasi saham. Jadi, kalau mau beli mainan seharga Rp200.000, capital gain dalam setahun harus mencapai Rp400.000.

Investasi awal yang akan saya berikan adalah Rp10.000.000. Saya rasa capital gain sebesar %4 dapat dicapai dengan mudah, tetapi proses belajar mengenali saham dan perusahaan-perusahaan yang dapat dibeli seperti Ultrajaya Milk Industry, Unilever, dan Mitra Adiperkasa merupakan pengalaman yang saya harapkan akan tetap melekat pada ingatannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun