Mohon tunggu...
Muh Zainal
Muh Zainal Mohon Tunggu... Lainnya - Widyaiswara

Touring, Nulis dan Widyaiswara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Benarkah Kita Pengikut Nabi Muhammad SAW

23 Juni 2016   19:18 Diperbarui: 23 Juni 2016   19:20 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Malam semakin larut ketika seorang lelaki separuh baya memaksa fisiknya yang sedang sakit untuk bangun dari tidurnya. Sejenak dia duduk dipinggur ranjang berlapis sprei warna kebiru-biruan. Ditolehkan kepalanya memperhatikan istrinya yang lelap dalam tidurnya. Tangannya yang kelihatan masih kekar menarik selimut istrinya yang tidak menutupi seluruh bahagian badan dan kakinya. Lelaki itupun beranjak dari tempat tidur. Dengan langkah sedikit gontai lelaki itu berjalan menuju toilet. Tak selang beberapa saat terdengan suara gemericik air. lelaki itu sedang berwudhu. Sholat malam tak pernah ditinggalkannya. Tak pernah ditinggalkannya. "Ini menjadi kekuatan saya Nak". Katanya suatu ketika jika ditanyakan kebiasaannya melaksanakan sholat lail. 

"Sahabat Nabi Muhammad, Khalifah Umar Bin Khattab adalah contoh bagiku betapa dengan sungguh-sungguhnya selalu sujud ditengah malam, seperti yang selalu dilakukan Rasulullah SAW".

Seberapa banyak dari kita yang masih melaksanakan sholat malam terseut. Kadangkala kita sebagai umat Islam selalu menasbihkan dalam hati bahwa kiata adalah pengikut Muhammad SAW dengan seluruh ajaran-ajarannya. Tetapi sebeapa banyakkah dari apa yang disunnahkan oleh Nabi Muhammad telah kita Jalankan. Sementara Muhammad SAW telah menunjukkan contoh tentang beberapa keutamaan dan fadhilan melaksanakan sunnahnya. Berapa banyak dari sekian Sunnah yang telah kita Jalankan. Sholat Sunnah Rawathib Misalnya. Telahkan kita rutin melakukannnya. Belum lagi sholat Sunnat lainnya seperti Sholat Dhuha. Sejatinya jika kita mengaku telah beriman kepada allah dan Rasulnya maka bbukan hanya perintah Allah SWT yagn wajib saja kita tunaikan, tetapi juga amalah sunnah lainnya.

Belum lagi kebiasaan kebiasaan nabi lainnya, seperti sholat berjamaah, tidak menghina makanan, makan dengan tangan kanan, tidak mengumpat, tidak mencela, membiasakan membaca al-quran dan banyak lagi lainnya. Marilah kita mencoba mengindetifikasi dan menghisab diri, seberapa bayak yang kita lakukan. Sungguh beratus ratus perilku yang telah Nabi Muhammad contohkan kepada kita. Banyak Hal yang kadang terlupakan oleh kita, seperti membaca doa ketika akan melakukan sesuatu, berdoa ketika sebelum makan dan sesudah, sebelum masuk WC dan sesudah, sebelum berpakaian, ketika dalam perjalanan, ketika hendak berkendara, ketika melihat kemungkaran, dan doa doa mustajab lainnya. 

Jangankan yang berat-berat dalam pandangan kita, amalan ringan saja masih saja kita terkadang lalai atasnya. Sementara kita selalu tidak senang disangka bukan pengikut Muhammad. Teringat kembali Arwendo yang dengan Gagah berani memutuskan dalam surveinya, bahwa ternyata Idola Umat Muslim bukan Lagi Muhammad, tetapi telah menciptakan idola baru. Ketika itu semua orang mempersalahkan beliau dan bahkan harus berakhir di Bui. Tetapi sesungguhnya itu menjadi tamparan keras buat Ummat Islam Indonesia, bahwa ada pergeseran nilai dalam memilih dan menetukan siapa yang menjadi pedoman dan suri tauladan kita dalam menjalani hidup. 

Marilah kembali menghidupkan Sunnah, seperti lelaki separuh baya itu dengan sakitnya tak menghlanginya untuk melaksanakan apa yang pernah dicontohkan oleh Nabi Muhamamd. Mumpung kita Masih sehat, masih muda, masih kuat dan masih mampu untuk menunaikannya.

Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun