Plato pun menjawab, “sebab
berdasarkan
pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata
aku
kembali dengan tangan kosong.
Jadi dikesempatan ini, aku
lihat pohon ini, dan kurasa tidaklah buruk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk
menebangnya dan membawanya kesini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan
untuk
mendapatkannya”
Gurunyapun kemudian menjawab, “Dan ya itulah
perkawinan”
Cinta itu semakin dicari, maka semakin tidak
ditemukan. Cinta adanya di dalam lubuk hati, ketika dapat menahan keinginan
dan
harapan yang lebih. Ketika pengharapan dan keinginan yang berlebih akan
cinta,
maka yang didapat adalah kehampaan… tiada sesuatupun yang didapat, dan
tidak
dapat dimundurkan kembali.
Waktu dan masa tidak dapat
diputar mundur. Terimalah cinta apa adanya. Perkawinan adalah kelanjutan
dari
Cinta. Adalah proses mendapatkan kesempatan, ketika kamu mencari
yang
terbaik
diantara pilihan yang ada, maka akan mengurangi kesempatan untuk
mendapatkannya,
Ketika kesempurnaan ingin kau dapatkan, maka sia2lah waktumu dalam
mendapatkan
perkawinan itu, karena sebenarnya kesempurnaan itu hampa
adanya.
Ketika kita bertemu orang yang tepat untuk dicintai,
Ketika kita berada di tempat pada saat yang tepat, Itulah
kesempatan.
Ketika kita bertemu dengan seseorang yang
membuat kita tertarik, Itu bukan pilihan itu
kesempatan.
Bertemu dalam suatu peristiwa bukanlah pilihan..
Itupun adalah kesempatan
Bila kita memutuskan untuk
mencintai orang tersebut, Bahkan dengan segala kekurangannya, Itu bukan
kesempatan, itu adalah pilihan…..
Ketika kita memilih
bersama dengan seseorang walaupun apapun yang terjadi Itu adalah
pilihan
Bahkan ketika kita menyadari Bahwa masih banyak
orang lain Yang lebih menarik,pandai, dan kaya Daripada pasangan
kita dan
tetap
kita memilih untuk mencintainya, Itulah pilihan
….