Mohon tunggu...
Marsyuki Dahri Rasyid
Marsyuki Dahri Rasyid Mohon Tunggu... -

dari tanah aku berasal, melalui rahim wanita Bugis aku dilahirkan,. aku menangis pertama kalinya di tempat yang sangat sederhana, berlantai kayu, berdindingkan papan tanpa dihiasi foto seseorang yg memakai toga atau pakaian kebesaran lainnya di ruangan ini tidak ada guci keramik antik yg terpajang dan suasananya remang-remang karena hanya ada pelita yang menjadi penerang, disana tergantung parang dan baju kumal penuh lumpur yang merupakan pakaian dinas bapakku. aku bangga menjadi anak mereka.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menantang Tuhan

9 November 2011   09:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:53 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

aku tidak takut pada-Mu dengan lancang, aku selalu mencari murka-Mu aku benci, aku marah, aku muak pada-Mu jubah kotor selalu kugunakan jika menghadap pada-Mu kenapa Kau tidak marah padaku??? kenapa Kau tidak dendam padaku??? Kau biarkan aku tetap lancang tapi dengan lembut, penuh kasih Kau basuh jubahku walau pernah aku ragu tentang-Mu Kau tetap ada walau aku sering mencaci kekuasaan-Mu Kau tetap maha kuasa walau aku pernah marah dengan keadilan-Mu Kau tetap maha adil aku tau Kau telah membasuh jubahku dengan rasa malu karena aku malu malu menjadi hamba yang mencoba memakai pakaian-Mu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun