[caption id="attachment_278112" align="aligncenter" width="454" caption="Photo: Flickr"][/caption]
“Ilmu ngaca” adalah istilah yang di asumsikan sebagai ilmu untuk ber-introspeksi dan meng-evaluasi diri sendiri, seperti apakah kita? Apa kelebihan dan kekurangan kita? Sebelum mengajari atau menasehati orang lain. Sama hal nya ketika kita berkaca pada cermin, kita dapat melihat bayangan utuh raga kita secara jelas, solid dan sama antara bayangan pada cermin dan dengan wujud raga aslinya.
Terkait dengan pernyataan Mukhtar Pakpahan yang di publish untuk publik mengenai seruan untuk dilakukannya revolusi (baca seruan) bagi para koruptor yang merupakan terdakwa penjahat yang paling bertanggung jawab atas kerusakan dan penderitaan anak bangsa sejak sekian lama dan semakin parah saat ini. Mukhtar Pakpahan terutama menyoroti bahwa betapa parahnya tingkat korupsi di kalangan pemerintahan di hampir sebagian besar level yang ada, mulai level bawah, menengan sampai tingkat pejabat penting pemerintahan.
Revolusi koruptor ini di yakininya sebagai solusi terbaik dan mutlak dilakukan saat ini untuk membersihkan pemerintahan dan menciptakan pemerintahan yangbersih dan jauh lebih baik sehingga kedepan akan langsung membawa perubahan pada kehidupan anak bangsa. Isu yang paling di sorotinya adalah terkait selalu membengkak nya biaya setiap kali pemilu dilakukan sehingga seruannya juga mengarah kepada pemboikotan pemilu 2014 yang akan datang. Terkait sector buruh, UU Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 juga dinilainya sangat merugikan kaum buruh dan semuanya ini berujung pada terjadinya praktek korupsi, sehingga seruannya cenderung memprovokasi para buruh untuk aktif melakukan aksi demonstrasi.
Kembali kepada “ilmu ngaca” tadi, pastinya publik yang mendengar atau membaca seruan revolusi bagi koruptor yang cenderung menyerang pemerintah ini, selain di satu sisi meng-amini dalam bentuk pro-kontra dalam pemikirannya mengenai, benarkan revolusi ini merupakan solusi terbaik untuk dilakukan saat ini?. Pastinya di sisi lain publik pun akan berpikir, siapa sih Muhktar pakpahan? Kenapa seorang seperti dia harus menyerukan revolusi dan menyerang pemerintah yang memang bukan rahasia umum penuh dengan koruptor?
[caption id="attachment_278113" align="aligncenter" width="369" caption="Photo: Flickr.com"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H