Mohon tunggu...
Tytiek Widyantari
Tytiek Widyantari Mohon Tunggu... Human Resources - Pengagum dan penikmat kehidupan

Mengamati, mencerna, menikmati... lalu tiduuuuur...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Berkurban Tanpa Mengurbankan

7 November 2011   10:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:58 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dari mana, nak?" tanya saya pada Ika, anak kecil enam tahun yang tinggal di rumah saya.

"Dari nonton potong kurban di depan, semuanya sudah habis dipotong, Bu." Jawabnya dengan aksen kental jawatengahan dan ekspresi muka berbinar-binar.

"Rame banget, Bu. Tadi ada sapi yang berontak-berontak, kepalanya ditutup pakai kain..." masih dengan semangatnya dia menceritakan apa saja yang dia lihat pada pemotongan hewan kurban di halaman tetangga depan rumah.

Sambil memeluknya, saya tersenyum melihat semangatnya, walaupun dalam hati seperti ada tusukan-tusukan jarum. Saya tercenung, membayangkan bagaimana mata seorang anak melihat pertunjukan pemotongan hewan dengan sukacita. Saya bukan membicarakan pemotongan hewan kurban dalam konteks keagamaan, tetapi lebih bagaimana suatu tindakan yang kalau boleh saya kategorikan sadis, menghilangkan nyawa makhluk hidup tanpa belas kasihan di depan anak kecil. Sulit sekali buat saya, tidak sedemikian mudah menerangkan kepada anak kecil tentang arti pengurbanan melalui tindakan tanpa belas kasihan walaupun ‘hanya' terhadap hewan.

Selama ini kita menyalahkan adegan kekerasan di televisi sebagai salah satu biang keladi yang merusak jiwa anak-anak. Kita berusaha untuk menjauhkannya dari pandangan mata anak-anak dengan dalih menjaga mereka dari pengaruh buruk. Apakah kriteria contoh tindakan kekerasan yang dihindari hanya terbatas kepada manusia saja? Bagaimana dengan kegiatan yang langsung di depan mata terhadap hewan atas nama kurban yang diwajibkan dan dibenarkan?

Pertanyaan berikutnya, mungkinkah pemotongan hewan dilokalisir di tempat tertentu yang prosesnya tidak perlu dilihat anak-anak secara langsung? Rasa-rasa sih, akan lebih elok ketika kita berkurban tanpa mengurbankan yang lain.

catatan sehari setelah hari raya kurban
07.11.2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun