[caption id="attachment_353721" align="aligncenter" width="150" caption="Uh!"][/caption]
dia datang dengan mata basah
menahan air mata agar tak tumpah
sepasang mata yang bercerita
tentang kecanggungan di tengah keriuhan
tentang pengakuan tanpa pengesahan
tentang terabaikan tanpa kejelasan
tentang kepasrahan tanpa penyesalan
tentang impian yang belum kesampaian
tentang perjalanan tanpa perhentian
tentang rangkaian kehidupan dan kematian
...................................................
malam beranjak semakin kelam
fajar seolah berjarak jauh nian
kesunyian seakan kanvas tanpa guratan
hampa namun dengan aroma menyesakkan
dengan tercekat dia bertanya
“bolehkah aku menangis?”
lalu…
dia menangis diam-diam!
kampung gunung, 03.iii.2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H