Mohon tunggu...
Tyo Yohanes Admu
Tyo Yohanes Admu Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hard worker | Simple jeans | Duda dan ayah | Sport, Dog, Guiness & Heineken | Red, Blue and Black | Quiet | Pembuat Cokelat | Enough for Coffee

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mystery Shopper; New Experience Shopping

4 Maret 2013   18:07 Diperbarui: 4 April 2017   17:30 5228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bayangkanlah bila kegiatan berbelanja atau jalan-jalan anda bisa menghasilkan uang. Bayangkanlah bila tiap anda berinteraksi dengan staf di outlet yang anda kunjungi berarti anda turut berkontribusi pada perbaikan pelayanan terhadap konsumen. Bayangkanlah bila uang untuk membayar produk yang anda belanjakan bisa diganti dan artinya anda belanja GRATIS.

Apa itu Mystery / Secret Shopper? Dewasa ini, muncul pekerjaan paruh waktu atau freelance yang bertujuan mengevaluasi langsung bagaimana staf outlet berhadapan dengan konsumen. Dan itu dinamakan sebagai mystery shopper. Sesuai dengan namanya, shopper tidak boleh menunjukkan identitasnya selaku petugas mystery shopper kepada staff di outlet tersebut. Shopper harus berakting sebagai konsumen biasa yang hendak membeli produk atau sekedar bertanya. Bagi anda yang suka shopping, tentunya hal ini bisa menjadi pengalaman baru berbelanja. Efek positif yang saya alami selama menjadi mystery shopper adalah semakin tahu bagaimana seharusnya konsumen dilayani / diberikan pengalaman berbelanja terbaik. Setiap perusahaan ternyata mempunya cara bagaimana memuaskan pelanggan dan itu termuat dalam SOP (Standard Operation Procedure). Sebelum saya bergabung, saya sangat cuek dengan bagaimana staf melayani saya. Setelah saya menjadi mystery shopper, saya jadi punya knowledge yang bisa saya bandingkan apakah cita-cita luhur perusahaan dapat terejawantahkan oleh sikap para staf dalam melayani konsumen. Disamping saya mengevaluasi, saya dibayar pula. Sangat menyenangkan! Cara Kerja Sekali lagi, shopper harus bersikap sebagai konsumen biasa dan tidak overacting. Segala peralatan yang berhubungan untuk report jangan sampai dilihat dan dicurigai oleh staf. Shopper harus datang di hari dan waktu yang ditentukan dan melakukan prosedur awal sesuai yang ditugaskan. Respon dari stafflah yang menjadi acuan dari shopper untuk membuat report. Oleh karena itu, shopper perlu menyiapkan alat untuk mengambil foto aktual, atau alat untuk merekam percakapan dan ingatan yang kuat mengenai interaksi dengan staff. Memakai Hp dengan fasilitas foto dan rekam suara juga bisa jadi alternatif, malah tidak terlalu ketahuan oleh staf. Selain itu, shopper perlu mengetahui nama staff yang dihadapi dan juga keadaan outlet itu. Sederhananya, konsep 5 W + 1 H (What, Where, When, Who/Whom, Why, How) adalah pertanyaan dasar yang jawabannya bisa diambil dari situasi outlet yang dikunjungi. Waktu Kerja Karena bersifat freelance, waktu kunjungan bisa disepakati oleh shopper dengan pihak mystery shopping. Shopper bisa melakukannya seusai jam kerja atau weekend. Jangan sampai mengerjakan di saat waktu penting anda. Report Tentu saja shopper tidak hanya sekedar berbelanja. Pengalaman dengan staff perlu dilaporkan dalam laporan online atau tertulis, tergantung perusahaan mystery shopping tempat ia bekerja. Dan bagi saya, tahap ini adalah tahap yang membosankan untuk dihadapi. Shopper akan berhadapan dengan banyak pertanyaan detail. Shopper juga perlu melampirkan foto sebagai bukti ia telah berkunjung dan menyertakan lampiran yang diwajibkan untuk diambil. Lampiran itu bisa struk pembelian, rekaman suara, foto, dsb. Biasanya laporan harus dibuat dalam 1 x 24 jam. Mengapa? agar shopper masih dapat mengingat secara detail tentang pengalaman berbelanja dan berhadapan dengan staff di outlet. Suka menunda membuat laporan? Sebaiknya pikir ulang lagi bila mau menekuni profesi ini. Mungkin terlihat sepele namun kesungguhan anda menjelaskan attitude anda dalam bekerja. Semakin shopper mengikuti aturan main yang diterapkan, shopper semakin dipercaya. Fee
Upah yang diterima oleh shopper bermacam-macam, tergantung dari proyek itu sendiri. Bisa mulai dari Rp. 30.000,00 sampai ratusan ribu. (Saya pernah mendapat Rp. 560.000 per proyek). Jadi, sangat mungkin untuk mensupport jajan. Hehehe. Semakin shopper teliti dan benar dalam menuliskan report serta segera mungkin menulis laporannya, maka shopper sangat mungkin dipercaya oleh perusahaan Mystery Shopping tempat ia bertugas dan didahulukan untuk mengerjakan proyek berikutnya. Pada akhirnya, fee memang menyesuaikan dengan quality performance. Konsumen berevolusi menjadi subjek yang perlu diperhatikan, bukan komoditas yang diserang oleh strategi penjualan tanpa hati. Oleh karena itu, bagaimana cara perusahaan menjual dan memelihara konsumennya terungkap, salah satunya dengan bagaimana staf penjual mampu mendengarkan dan melayani konsumen dengan cara terbaik serta memuaskan. Tertarik menjadi Mystery Shopper? Anda bisa lihat-lihat lagi atau langsung daftar di website di bawah ini dan bisa juga searching sendiri segala hal yang berkaitan dengan mystery shopping. https://www.shoppinggratis.com http://www.xec.gapbuster.com http://www.helionresearch.com http://www.internationalservicecheck.com http://mysteryshopping-indonesia.com http://www.morriganservice.com etc. Sumber Referensi http://en.wikipedia.org/wiki/Mystery_shopping http://newhomesalesleaders.com/coaching/mysterious-no-more-part-one etc.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun