Sate Ambar  - Sate merupakan salah satu masakan tradisional yang paling kusuka, berbicara mengenai sejarah, maka sate lahir di Indonesia sekitar abad ke-15 pada mulanya Sate dibawa oleh pedagang Arab yang datang ke Indonesia. Dimasa lampau sate memiliki nama lain yaitu Kebab.
Sementara itu dikutip dari medium.com, kata sate atau satai berasal dari bahasa Tamil. Sebuah Teori lain mengatakan bahwa sate berasal dari istilah Minnan-Tionghoa yakni sa tae bak yang berarti tiga potong daging. Meskipun teori ini sangat diragukan kebenarannya sebab Sate terdiri dari empat potong Daging dalam satu tusukan.
Pada perkembangan selanjutnya Sate pun menyebar ke pelosok Nusantara, Pada akhir abad ke-19, disebutkan para perantau Jawa dan Madura menyeberangi Selat Malaka dan menyeberangi Malaysia hingga Singapura.
Sumber lain mengatakan bahwa Sate merupakan makanan yang berasal dari Ponorogo, Jawa Timur. kata sate berasal dari bahasa jawa, yakni Sak Beteng yang berarti satu tusuk. sate diketahui oleh bupati ponorogo pertama pada abad ke 15 setelah penaklukan ponorogo yang merupakan makanan warok, sehingga usia makanan sate bisa lebih tua.
Namun Teori ini masih dipertanyakan sebab hidangan Sate sudah juga dapat di temukan di Negara lain seperti Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Timor Leste, Filipina dan bahkan Belanda dengan selera yang sudah mereka variasikan sehingga cocok di lidah.
Dari kesimpulan diatas marilah kita ambil sebuah kesimpulan bahwa Sate berasal dari Arab dimana asalnya bernama Kebab yang sudah di modifikasi. Di Pontianak sendiri terdapat Sate yang cukup unik yaitu Sate khas Pontianak dimasak dan dihidangkan dengan menggunakan kuah sop dan sambal serta kecap.
Meskipun demikian di Kota Pontianak kita masih bisa menemukan sate dari daerah lain seperti Madura, Solo dan lain sebagainya. Berbicara mengenai sate dari daerah lain di Pontianak, beberapa waktu yang lalu aku menyempatkan diri mencicipi Sate Ambar yang terletak di Simpang Adisucipto, Kuala Dua dan Supadio (Jika kita belok kanan lurus maka kita akan tiba di Bandara Supadio, sedangkan jika kita lurus maka kita akan tiba di Desa Kuala Dua)
Sate Ambar ini terbilang amat unik karena disajikan hanya dengan bumbu kacang namun tidak terlalu kental. Tampaknya sate ini menggunakan bahan dasar kacang tanah yang masih muda, meskipun demikian untuk urusan rasa ternyata tidak kalah dengan sate konvensional yang sering kita temukan.
Untuk harga tidak terlalu mahal, cukup merogoh Rp. 25.000,- maka kita dapat mencicipi sepiring sate lezat untuk minuman cukup merogoh Rp. 5.000,- Sehingga cukuplah merogoh uang sebesar Rp. 30.000 untuk paket Sate beserta minuman yang lezat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H