Mohon tunggu...
Priyo Setioko
Priyo Setioko Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger, Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah seorang magician dan sering menulis berbagai macam artikel, pernah mendapatkan penghargaan di Adira Faces of Indonesia 2011 blog : www.setioko.web.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Al-Quran dibaca dengan Langgam Jawa, Tidak sadarkah anda dengan cerita kaum terdahulu ?

20 Mei 2015   21:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:46 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alhamdulillahirobbil 'alamin Asyhadu alla ila ha illallah wa asyhadu anna sayyidana Muhammadan abduhu wa rasuwluh. amma ba'du.

Akhir-akhir ini di berita tanah air sedang semaraknya dengan pemberitaan Al-Qur’an yang ditulis dengan Langgam Jawa, mungkin ini adalah salah satu dampak dari tradisionalisasi Islam di kalangan Masyarakat Indonesia,

Dan jika kita berbicara dengan kalimat Tradisionalisasi, maka tak salah jika kita hubungkan dengan Agama-agama lain dimana diajaran Agama tersebut sudah terkontaminasi dengan tulisan manusia.

“Sesungguhnya ada segolongan di antara mereka yang memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu mengira yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab dan mereka mengatakan: ‘Ini (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah’, padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah, sedang mereka mengetahui.” (Ali ‘Imran: 78)

Indonesia sebelum datangnya Agama Hindu dan Buddha sudah menganut Paganisme kuno atau banyak Tuhan  Ajaran- ajaran terdahulu banyak menganut Khurafat atau Takhayul Seperti Percaya kepada Dewi Sri, Makan nasi harus habis agar ayamnya tidak mati, Mau cukur rambut harus ada upacara ini upacara itu, Dimana semua ajarannya tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Bisa saja ajaran itu menjadi kebudayaan, asal tidak ada sangkut pautnya dengan Islam, missal di Kalimantan Barat ada tradisi Robo-robo Ritual yang berlaku di masyarakat Kalimantan Barat untuk mengenang jasa penyebar agama Islam, Opu Daeng Manambon, atau acara titik kulminasi, contoh kedua adalah acara Sekaten di Jawa. Memang ritual itu tidak ada sangkut pautnya dengan Islam, karena Rasulullah tidak pernah mengajarkan demikian, Boleh saja dikatakan Bid’ah tapi bid’ah yang positif. Karena menyangkut kesenian tradisional Indonesia dan bisa mengangkat nama baik Indonesia dimata dunia.

Tapi akan sangat buruk jika masyarakat Islam di Indonesia masih melakukan Sesajen ini, sesajen itu. Sebab tidak ada ajaran Islam mengenal Sesajen, melainkan Kurban dimana daging Kurban harus di sembelih dengan izin Allah SWT dan dagingnya diberikan kepada kaum Dhuafa termasuk Muallaf.

Akan sangat buruk jika Masyarakat Islam di Indonesia mengatakan Nyi Roro Kidul masuk Islam, padahal sejarah Nyi Roro Kidul sendiri tidak jelas. Perhatikan pernyataan berikut ini :

Versi Pajajaran ,versi Jogjakarta, terdapat pula versi dari kalangan masyarakat Banten Kidul dan versi Babad Tanah Jawi, Versi Keraton Surakarta , versi Banyuwangi dan versi-versi lainnya. namanyapun berbeda-beda. Ada yang memberi nama Ratna Suwinda, nama lainnya Putri Kadita, Ratu Hayu, dan lai-lain. Apa iya, satu orang punya nama bermacam-macam? Apa iya, satu orang bisa berada di beberapa tempat sekaligus dalam waktu bersamaan (Ya di Banyuwangi, ya di Banten, ya di Yogya, ya di Surakarta, ya di Pajajaran?).

Nyi Roro Kidul itu Ratu, Pangeran atau Raja ?

-Ada yang mengatakan dia itu sebagai permaisuri dari Sultan Mataram, dimulai dengan Senopati dan berlanjut sampai sekarang.

-Ada yang mengatakan Nyi Roro Kidul dulunya adalah seorang raja di Pajajaran yang bernama Raja Mudingsari memiliki putri bernama Ratna Suwinda.

-Sedangkan menurut versi Keraton Yogyakarta, Nyi Loro Kidul sebenarnya adalah putra (anak) dari seorang begawan bernama Abdi Waksa Geni. Ia berasal dari keluarga dengan dua bersaudara. Saudara kandungnya bernama Nawangsari, sedangkan nama dia yang sesungguhnya tidak diketahui. Tidak masuk Logika kalau ada orang Meninggal yang sebelumnya Putra lalu jadi Ratu / Putri saat dia tewas.

-Nyai Roro Kidul merupakan putri Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pakuan Pajajaran. Ibunya merupakan permaisuri kinasih dari Prabu Siliwangi. Nyai Roro Kidul yang semula bernama Putri Kandita.

-Alkisah, Retnaning Dyah Angin-Angin adalah saudara perempuan Prabu Banjaran Seta yang kemudian menikah dengan Raden Panji Sekar Taji yang selanjutnya dinobatkan sebagai Raja. Dari hasil perkawinannya, pada hari Selasa Kliwon lahirlah putri yang bernama Ratu Hayu.

Kesalahan Logika berikutnya

Diceritakan, semula Nyi Roro Kidul dulunya berwajah buruk. Bisa cantik asal bertapa , nyebur ke Laut Selatan dan bersedia menjadi mahluk halus. Logikanya jelas keblinger. Mana ada wajah buruk tiba-tiba bisa berubah menjadi cantik hanya karena bertapa atau menceburkan diri ke laut? Memangnya ajarannya agamanya siapa? Apa ada manusia bisa berubah menjadi mahluk halus? Tidak ada.

Manusia, mahluk halus ataukah cuma mitos/legenda?

Nyi Roro Kidul manusia? Mungkinkah manusia bisa hidup di laut hingga ratusan tahun? Tidak ada agama yang mengajarkan demikian. Mungkinkah manusia yang meninggal bisa berubah menjadi mahluk halus? Tidak ada. Manusia yang sudah meninggal ada di dimensi yang berbeda. Tuhan menciptakan manusia dan mahluk halus dan tidak menciptakan manusia yang bisa berubah menjadi mahluk halus. Kalau ada penampakan mirip kedua orang tua kita yang sudah meninggal, maka itu adalah perbuatan mahluk halus yang menyamar “Jin dan Setan” sebagai kedua orang tua kita yang sudah meninggal.

Banyak orang mengaku pernah melihat Nyi Roro Kidul, bisa melukis Nyi Roro Kidul, pernah berbicara dengan Nyi Roro Kidul. Bahkan ada yang mengaku ada relasi dengan Nyi Roro Kidul. Dan jangan heran kalau ada yang mengaku sebagai anak angkatnya Nyi Roro Kidul. Tidak aneh, orang yang mengaku sebagai nabi juga ada, kok. Ini bidangnya psikologi. Mereka semuanya kan hanya bermodalkan pengalamannya sendiri (hanya berdasar bicara saja) dan tidak pernah mampu membuktikannya secara nyata. Banyak orang yang mengalami ilusi ,delusi maupun halusinasi ataupun sugesti tanpa disadarinya sehingga apa yang tidak terjadi seolah-olah terjadi atau sesuatu yang terjadi dimodifikasi sedemikian rupa sehingga seolah-olah ada.

Di Indonesia sendiri terutama saat marak-maraknya Film Azab dan sebagainya muncul rumor dan hoax tentang putri dikutuk jadi Ikan Pari, Putri dikutuk jadi Anjing dan sebagainya.

Mengenai Ikan Pari sendiri, sebenarnya itu adalah Ikan Gitar, Allahu Akbar Penulis memohon ampun kepada Allah SWT tentang yang satu ini, Penulis tidak ingin mengajarkan Durhaka, tapi disisi lain jika kita membiarkan masalah ini berlarut-larut maka kasus serupa akan terulang di kemudian hari.

Dalam Riwayat Rasulullah terdapat Kisah Al-Qamah dengan Ibunya, dimana Al-Qamah sendiri adalah seorang ahli Ibadah namun menjelang ajalnya dia tidak bisa mengucapkan Syahadat karena masih Durhaka kepada Ibunya, dan Ibunya sakit hati kepadanya.

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)

Namun, disisi lain alangkah baiknya jika kita juga membuka situs Seniman Patricia Piccinini. Sadarlah wahai saudara Muslim, sesungguhnya musuh Islam tertawa akan cocoklogi kita seperti ini. Mengapa kita tidak belajar Knowledge atau Ilmu Pengetahuan, sebab Alhamdulillah,Penulis pernah berdebat dengan atheist, Matrialistik dari Barat dan hasilnya Islam selalu Berjaya saat kita memberikan kebenaran-kebenaran dari Al-Qur’an.

Ingatlah, ayat pertama yang diturunkan Allah SWT kepada Rasulullah SAW adalah Iqro, atau bacalah… Al-quran sudah mengatakan bahwa semut itu bisa berbicara, dan nyatanya memang semut berbicara, Al-Qur’an sudah mengatakan tentang proses Embriology, dimana manusia tercipta dari lintah atau mirip lintah, Al-Quran sudah mengatakan bahwa Jenazah Firaun terselamatkan. Tak perlulah kita mencampuri dengan aliran-aliran Kuno kita /Paganisme Indonesia.

Penulis selalu mencari kebenaran Al-Qur’an dalam bahasa Inggris. Lalu penulis merenungi sendiri, dan Alhamdulillah sesungguhnya logika yang paling tepat dan sesuai dengan perkembangan zaman adalah Islam. Dan Inilah yang membuat penulis bersyukur kepada Islam. Menjadi Muslim sejak kecil.

Ok, lalu bagaimana dengan Al-Qur’an dengan Langgam Jawa. Apa hubungannya dengan Pernyataan diatas, Jawabannya adalah Al-Qur’an itu sendiri ada tata cara bacanya, Al-Qur’an diturunkan kedalam bahasa Arab, sedangkan Bahasa Arab sendiri memiliki tata cara dan merupakan bahasa tersulit nomor satu di dunia.

Bahasa ini memiliki kerabat dengan Bahasa Ibrani, itulah sebabnya bahasa Ibrani dan Arab jika kita dengar banyak kesamaan, seperti HoWa atau HuWa yang artinya Dia, Dalam membaca Al-Qur’an hati kita akan tentram mendengarnya jika dibacakan dengan Tartil yang betul.

Menurut Penulis, Presiden seharusnya belajar dari kasus Turki dimasa Pemerintahan Mustafa Kemal Attaruk. Saat itu Azan di kumandangkan kedalam Bahasa Turki untuk menyenangi penjajah Inggris. Bahkan Kerajaan Turki Utsmani langsung roboh, padahal Turki Utsmani adalah satu-satunya kekhilafahan Islam yang tersisa. Bagaimana jika hal itu terjadi di Indonesia.

Insya Allah, Perdana Menteri yang baru akan mencoba untuk mengangkat Kekhalifahan Turki Utsmani yang baru.

Akhir kata,

وَلاتَلْبِسُواالْحَقَّبِالْبَاطِلِوَتَكْتُمُواالْحَقَّوَأَنْتُمْتَعْلَمُونَ

Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu[43], sedang kamu mengetahui.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun