Mohon tunggu...
tyens rini
tyens rini Mohon Tunggu... -

menulis sesuatu yang menyenangkan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Belajar dari Kasus Pembunuhan (Tinggal di Satu Apartemen dengan TKP Pembunuhan)

13 Januari 2012   10:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:56 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kira-kira tiga minggu yang lalu, tepatnya jum'at malam, pertama kali saya mendapatkan kabar bahwa telah terjadi kasus pembunuhan di apartemen tempat saya tinggal. Kaget dan tidak percaya adalah respon pertama saya setelah mendapatkan informasi tersebut dari suami. Yang lebih mengejutkan lagi adalah TKP (Tempat Kejadian Perkara) berada satu lantai dengan tempat tinggal kami. Ehm...kontan saja saya langsung merinding, maklum waktu itu sudah malam sekitar jam 23.00 dan suami baru saja pulang dari beraktivitas di luar sementara saya sendirian di rumah.


Informasi pertama kali didapatkan suami dari salah seorang rekannya di kampus. Untuk memastikan informasi tersebut, kami membaca surat kabar harian lokal. Dari berita yang kami baca, peristiwa tersebut diketahui setelah mayat korban pembunuhan pertama kali ditemukan rabu sore di salah satu kamar di apartemen kami. Saya benar-benar tidak menyangka, karena selama dua hari sebelumnya, ketika saya keluar rumah untuk beraktivitas di luar, semua tetap sama tidak ada yang berubah di lorong lantai tempat kami tinggal. Tidak ada garis polisi ataupun kerumunan orang untuk melihat peristiwa tersebut. Kami pun mengingat-ingat lagi kejadian-kejadian selama dua hari sebelumnya. Akhirnya suami teringat akan dua hal. Pertama, keberadaan mobil polisi di parkiran. Waktu itu, hanya ada satu mobil polisi dan suami pun tidak melihat anggota polisinya di sekitar apartemen. Kedua, suami melihat sepintas ada seorang wartawan dan kameramen yang sedang mewawancarai salah seorang penghuni apartemen. Saya pun teringat akan dua hal. Pertama, rabu malam itu memang terdengar keramaian yang lebih dari biasanya.  Karena kamar kami berada tepat di depan elevator (lift), sehingga lalu lalang orang yang menggunakan lift dapat kami dengar dengan jelas. Kami hanya mengira ada orang yang pindahan (keluar atau pun masuk apartemen). Kedua, hari kamis pagi, saya melihat ada beberapa barang dan perabotan yang diletakkan di lorong karena ada kamar yang sedang dibersihkan. Saya melihat seorang petugas sedang mensterilkan kamar tersebut.

Kasus pembunuhan tersebut sampai sekarang masih dalam tahap penyelidikan. Aparat yang berwajib belum mengungkapkan secara pasti pelaku pembunuhan dan motifnya. Beberapa surat kabar lokal memberitakan bahwa pelaku diduga adalah orang yang dikenal oleh korban, karena tidak ada kerusakan di kamar TKP (pintu kamar tidak rusak). Motifnya pun diduga masalah pribadi karena tidak ada barang-barang milik korban yang hilang. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada korban. Ketika pertama kali ditemukan, mayatnya ada di tempat tidur dalam posisi tidur. Dari hasil autopsi, diperkirakan korban meninggal dalam keadaan lemas.

Ada beberapa pelajaran berharga yang saya dapatkan dari kasus tersebut. Pertama, saya atau tepatnya kami (saya dan suami) harus lebih perhatian akan keadaan lingkungan sekitar. Tapi hal ini mungkin agak sulit karena di sini orang-orangnya sudah terbiasa individulistis. Selama lebih dari dua tahun tinggal di sini, kami hanya tahu beberapa tetangga sesama penghuni apartemen. Itu saja sekedar kebetulan ketika sama-sama menunggu di depan lift atau berada satu lift. Sampai sekarang pun, kami tidak tahu persis korban pembunuhan tersebut. Mungkin saja kami pernah bertemu, tapi kami tidak tahu dengan pasti. Beberapa wajah dapat kami kenali, namun kami tidak tahu dengan pasti penghuni kamar nomor berapa. Maklum karena satu lantai ada 29 kamar. Kedua, ketika melihat atau menyadari ada hal-hal yang tidak biasa di lingkungan sekitar, sebaiknya kami segera mencari informasi sehingga tidak ketinggalan berita dan selalu update dengan keadaan sekitar tempat tinggal. Ketiga, kami harus lebih berhati-hati dalam bersikap dan hidup di lingkungan ini. Maklum, kami adalah orang asing di sini. Apakah ada hubungannya atau tidak, kebetulan korban juga orang asing bukan warga negara sini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun