Mohon tunggu...
tya zahara
tya zahara Mohon Tunggu... -

Making one person smile can change the world – maybe not the whole world, but their world.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kini Emon Tertawa, Pelaku Sodomi Merajalela

6 Mei 2014   16:51 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:48 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13993438771652108802

Mengejutkan rasanya korban sodomi di Indonesia terus bertambah, bayangkan 88 anak kecil sudah menjadi korban pencabulan Andri Sobarna alias Emon (24). Dia kemudian oleh media dijuluki Raja Sodomi, julukan yang tak pantas! Lalu bagaimana pelaku-pelaku yang masih bebas berkeliaran diluar sana. Entahlah, ngeri saja membayangkannya.

Si Emon melakukan aksi dengan mengiming-imingi sejumlah uang. Beberapa korban kini ada yang luka di bagian anusnya, lebih tragis dikabarkan ada satu korban meninggal dunia. Sungguh perbuatan yang keji dan tidak manusiawi.

[caption id="attachment_334933" align="alignnone" width="300" caption="sumber: merdekadotcom"][/caption]

Tidak tampak penyesalan dari wajah Emon, saat ditanya akibat dari perbuatannya itu, dia tampak cengar-cengir saja ditanya oleh tim Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Bahkan Emon hanya tertawa dan tersenyum ketika disinggung masalah penyesalan. Hasil pemeriksaan psikologi tim medis diketahui jika Emon sudah mengalami penyimpangan seksual sejak masih kecil. Perilaku Emon juga berbeda kala itu jika dibandingkan dengan anak sebayanya. Sejak umur tujuh tahun Emon dianggap memiliki gangguan psikologis.

Melalui penyelidikan diketahui Andri Sobarna alias Emon (24) 'si raja sodomi' dari usia 7 tahun sudah sering berfantasi porno. Emon mengetahui hal porno dari film-film di VCD. Saat menggambar anak kecilpun Emon tidak menyertakan hidung, hanya mata dan mulut. Sekjend KPAI Erlinda menyatakan ada kelainan dalam diri Emon. Bahkan terungkap fakta bahwa Emon sudah melakukan sodomi sejak masih dibangku sekolah. Mengerikan!

KPAI melakukan pemulihan pada para korban dan orang tua korban minimal selama satu bulan. Dimana ibu-ibu korban pada nangis semua. Orang tua yang trauma, syok, depresi, khawatir anaknya terserang penyakit yang tertular. Pemulihan ini dinilai sangat penting untuk dilakukan dan rutin karena jumlah korban sangat banyak. KPAI bersepakat dengan pihak kepolisian maupun pemerintah kota untuk memindah rumah penyembuhan dan pemulihan dari kantor kepolisian ke salah satu kantor kelurahan. Di rumah ini, KPAI memberikan pendekatan play therapy dan family therapy.

Kini Andri Sobari alias Emon, dijerat pasal berlapis dan diancam hukuman penjara 15 tahun. Emon dijerat Pasal 82 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anakjuncto Pasal 292 KUHP tentang Perbuatan Cabul juncto Pasal 64 KUHP tentang Perbuatan Kejahatan yang Dilakukan Secara Berulang. Emon yang sudah berstatus tersangka saat ini sudah diamankan di Mapolresta Sukabumi.

Pelaku Homoseksual Menular? Jawabannya adalah ya, benar perilaku tersebut menular. Dalam penelitiannya, Dr Qazi Rahman, seorang ilmuwan orientasi seksual manusia terkemuka, menuturkan bahwa perilaku homoseksual bisa dipengaruhi oleh campuran faktor genetik dan lingkungan. Sementara riset Dr Niklas Langstrom dari Karolinska Institutet menemukan faktor lingkungan mempunyai pengaruh hingga 64 persen ketimbang gen. Meskipun seseorang tidak memiliki gen gay, ia bisa saja mengembangkan perilaku seks sejenis jika faktor lingkungannya mendukung. Contohnya sering melihat perilaku sesama jenis yang diperlihatkan dimuka umum, pernah mengalami pelecehan seksual seperti kasus-kasus di atas. Jadi meskipun bukan penyakit, perilaku gay bisa menular.

Baiknya orang tua selalu mengawasi kondisi anaknya. Orang tua harus peka dengan kondisi perubahan yang dialami anaknya, terutama perubahan itu terjadi sangat drastis. Pasalnya, sebagian besar anak yang menjadi korban kekerasan atau pelecehan seksual baik dilakukan orang dewasa maupun seumurannya akan terlihat murung dan tidak ceria. Kini baiknya orang tua harus lebih peka terhadap kondisi anak, perilaku sehari-harinya mengingat pelaku kejahatan penyimpangan seksual selalu mengintai anak-anak yang luput dari perhatian orang tuanya. Orang tua harus kerap menemani perkembangan psikologis anak per tahun usia mereka.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun