Mohon tunggu...
tya zahara
tya zahara Mohon Tunggu... -

Making one person smile can change the world – maybe not the whole world, but their world.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Komunikasi SBY dan Megawati Via Youtube

29 April 2014   17:38 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:04 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_333869" align="aligncenter" width="624" caption="kompas.com"][/caption]

Mungkin publik sudah lama mengerti kondisi hubungan politik antara SBY dan Megawati tidak terlihat biasa. Ibu Megawati seperti selalu menjaga jarak dengan Pak SBY, mungkin sudah terbiasa sepuluh tahun oposisi. Dalam setiap undangan perhelatan yang menghadirkan keduanya, kedatangan selalu berbeda waktu. Sikap Ibu Megawati seperti kurang menunjukkan rasa bersahabat.

Dulu SBY adalah mantan Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan di era Presiden Megawati Soekarnoputri. Komunikasi keduanya memburuk jelang Pemilu Presiden 2004. Megawati mungkin menilai SBY tidak terbuka soal manuvernya kala itu yang mendirikan Partai Demokrat dan maju sebagai calon presiden. Namun apalah arti semua itu, Partai Demokrat menang sampai dua kali dalam pemilu presiden dan wakil presiden, membuktikan dukungan masyarakat terhadap partai Demokrat sangat besar.

Keduanya memang tidak pernah mempermasalahkan personalitas, kritik yang dilayangkan Megawati untuk SBY memicu keberhasilan kepemimpinan Presiden kita sampai saat ini. Hanya saja dalam pilpres ini komunikasi politik dianggap perlu oleh Kepala Negara untuk menjamin kelangsungan pemilihan umum yang memilih calon presiden dan wakil presiden agar berjalan dengan baik.

Dalam situs Youtube Presiden SBY kemudian mengungkapkan keinginannya berkomunikasi dengan Ibu Megawati. Presiden SBY berharap komunikasi dengan Megawati bisa terjadi seperti halnya komunikasi yang biasanya dilakukan dengan tokoh-tokoh partai politik lain. Presiden SBY mengatakan tidak perlu menyatu dalam satu kubu, namun setidaknya demi kemitraan yang baik. Perlu komunikasi antar pemimpin bangsa untuk rakyat Indonesia.

Kalau dilihat sebenarnya Partai Demokrat dan PDI-P saling membutuhkan. Bagi Partai Demokrat, ada kepentingan untuk berkoalisi lantaran suara tak mencukupi untuk mengajukan pasangan calon presiden dan wakil presiden sendiri. Sementara itu, bagi PDI-P, partai ini membutuhkan dukungan lebih di luar Partai Nasdem yang sudah menyatakan berkoalisi untuk menguatkan dukungan di parlemen.

Bang Ruhut Sitompul mengatakan hubungan antara Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dengan Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri akan segera mencair.  Bahkan bukan tak mungkin keduanya akan menjalin suatu hubungan politik yang konkret. Semoga saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun