Perasaan terharu membiru masih membekas sampai sekarang kala teringat betapa yang saya lakukan ternyata begitu terkenang dan jadi pengalaman yang tak terlupakan bagi sebagian orang. Kita gak pernah tahu, sekecil apapun pengalaman dan pelajaran yang dibagikan dapat mengubah hidup bahkan memotivasi orang lain.
Kira-kira seperti inilah yang saya berikan kepada keluarga lama saya yang telah saya tinggal pergi 3 tahun lalu. Mendirikan tim pelopor yang dulu hanya terdiri dari 3 orang dan berkembang hingga mencapai lebih dari 15 orang bukanlah sesuatu yang mudah. Konsistensi, resistensi hingga disiplin jadi kunci kita membentuk tim ini hingga kini menjadi tim andalan untuk divisi digital bisnis.
Sedari awal, saya dan 3 orang lainnya bersama-sama membentuk pola kerja dan pola pikir hingga dijalankan sampai sekarang ini. Sebenarnya ini pekerjaan besar karena kita membangun fondasi yang sekarang Alhamdulillah menjadi rumah yang nyaman ditinggali.
Saya meninggalkan rumah itu 3 tahun lalu dengan alasan pengembangan diri dan juga promosi. Namun jalinan persaudaraan masih kuat tertanam sehingga sampai saat ini, saya tidak diperkenankan keluar dari group bahkan kerap diundang event atau kumpul seperti pada waktu itu. Saya masih ingat betul betapa membuncahnya hati saya hingga suara yang keluar bergetar menahan tangis.
Ya, saya memang dikenal mentor yang kejam, gak sabaran dan pedas. Tapi mereka tahu sungguh semua itu cuma ada di pekerjaan semata. Ketika di luar pekerjaan saya menjadi orang yang cair, konyol, suka tertawa.
Itu yang mereka katakan. Tak ayal, sampai sekarang mereka masih memperhatikan saya dan juga sering mengirimi saya macam-macam hadiah sampai stok makanan saat kena covid. Sungguh membuat saya berkaca-kaca saat menulisnya.
Seperti yang dibilang orang, kalau rezeki itu tidak melulu soal uang tetapi saat kita dikelilingi orang-orang baik yang bahkan kita sendiri tak menyadari kebaikan apa yang kita lakukan sampai dianugerahkan balasan kebaikan berkali lipat. Seperti saat mereka menganugerahkan saya sebagai "Mentor Terbaik", tugas yang masih saya emban sampai sekarang alias untuk Mentor Magang Merdeka.
Mendapat anugerah piagam ala-ala dari tim kecil kami sungguh seperti mendapat Piala Oscar saat itu. Saya begitu bangga bukan pada diri saya, tapi pada mereka yang telah membersamai saya selama ini. Saya begitu merasakan "anak-anak" didik saya sudah begitu berkembang dan matang. Jalinan mereka kuat.
Lembang Bandung. Memperkuat bounding, menangis dan tertawa bersama.
Sampai saya sendiri mengatakan, "Saya bangga sama kalian" dengan suara mantap. Untuk ajang penghargaan ini, saya diundang sama tim untuk jalan-jalan keWalaupun saat pertama kembali bertemu lagi, rasa kikuk datang tapi cengar cengir sampai guyonan mereka membuat saya merasa nyaman diterima kembali. Bahkan bos saya dulu pun masih bersikap sama jadi wajar saja saya memanfaatkan ini sebagai ajang curhat wwkwkw. Kami pun menjelajahi berbagai kuliner dan tempat. Bahkan sampai buat tema ala-ala pantai padahal nginepnya di villa lembang.
Enaknya lagi di villa Lembang itu ada karaokenya yang bikin betah. Selain itu kolam renang dengan balon-balonan. Jadi kita jarang banget keluar villa. Masak dan makan nugget geprek sampai akhirnya mantan boss harus duluan pulang dan makin terbukalah mereka tentang kehidupan, tentang keluarga hingga banyak air mata yang tumpah saat itu. Selain itu, kita main ke coffee shop Sama Dengan yang punya eksterior unfinished gitu yang bikin unik banget atau lainnya lagi beli roti selalu di Mom's Bakery  yang rotinya itu fresh banget, kadang masih hangat. Toko roti ini kecil tetapi hampir selalu dipastikan ramai terus.  Oia, ternyata Sama Dengan ini juga punya cabang di Kalibata City loh, beuh cobain ayam kecombrangnya parahhhh enak banget walaupun harganya pricey.