Mohon tunggu...
Mustyana Tya
Mustyana Tya Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis, jurnalis dan linguis

Seorang pejalan yang punya kesempatan dan cerita

Selanjutnya

Tutup

Trip

Rahasia Chitato Ada di Malang

6 April 2024   15:01 Diperbarui: 6 April 2024   15:07 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan di Malang masih berlanjut nih dan aku masih mau berbagai soal tempat-tempat menarik. Pastinya tempat-tempat yang juga sekaligus tempat liputan hehehe. Uniknya lagi, banyak tempat yang mengungkap rahasia yang belum pernah diketahui banyak orang. Pertama, ada Ngantang. Lucu ya namanya? Ternyata emang namanya ga jauh-jauh dari soal kentang.

Ada 700 petani yang tergabung dalam kelompok tani kentang dan mempunyai lahan seluas 200-300 hektare. Para petani kentang ini sudah lama bermitra dengan Indofood yang memproduksi kentang Chitato dan Lays. Wah, takjub banget dikiranya itu, kentang-kentang mereka impor ternyata berasal dari tanah Indonesia loh. Salut! Nah pekerjaan petani ini adalah memasok kentang yang terjaga kualitasnya. Beruntungnya mereka dianugerahi tanah Ngantang yang ramah tumbuhnya kentang. Rahasia ini pun aku ungkap melalui mediaku dan sukses menjadi top news di kanal tersebut. Ternyata banyak yang belum tahu rahasia kressnya chitato ini dari Malang. Bahkan tak lama setelah berita itu keluar, Indofood meluncurkan iklan yang mempromosikan kentang mereka dari petani lokal. Wah bangga ya.

Habis dari Ngantang, kita bergeser yuk ke Selecta di Kota Batu. Kali ini bukan ngomongin soal cantiknya selecta tapi ada rumah peristirahatan Bung Karno loh di sana. Nama rumah peristirahatannya Bima Shakti. Kita memang ga bisa masuk ke dalamnya tapi kaca-kaca di rumah tersebut besar sehingga kita bisa melongok dengan jelas apa saja di dalamnya. Perabot vintage bernuansa coklat dan kayu menjadi favorit Bung Karno kayaknya. Di situ juga ada beberapa kamar yang langsung menghadap pemandangan gunung. Selain itu, terpampangbanyak foto Soekarno di mana-mana. Wah walaupun terlihat tua, tapi memang rumah ini masih kelihatan asri dan terjaga.

dok pribadi
dok pribadi
Selain tempat ini, saya juga mampir ke Selecta karena penasaran. Ternyata ini mirip kayak theme park dan juga ada water boom juga. Sayangnya saat saya kesana kondisi sedang hujan, bahkan pandemi. Jadilah tempat ini sepi benar. Walau begitu tak bisa menyembunyikan cantiknya bunga-bunga di sini. Saya juga sempat mencoba atraksi dinosaurus yang kok terasa begitu menyeramkan karena saya sendirian dan takut sendiri hahha.

Gak jauh dari Selecta, saya mampir ke Desa Gunungsari yang menjadi desa yang menanam banyak mawar. Di bawah rintikan hujan yang tak kunjung berhenti saya melihat begitu banyak mawar yang mempesona dan merekah sempurna. Wah, cantik banget. Petani mawar ini pun ternyata mengirimkan mawarnya ke daerah rawa belong Jakarta loh pake mobil. Di dalam mobilnya ini juga dikasih pendingin. Keren banget ya, dan sesampainya di sana yang dikasih banyak mawar yang harumnya aduhai. Seneng banget tapi maaf nih yang ngasih petani bukan pacar hahaha.

dok pribadi
dok pribadi
Eits, ini belum selesai. Habis mawar dan kentang, kita lihat juga perkebunan jeruk di Dau, Malang. Di sini banyak petani yang menanam jeruk keprok hingga jeruk baby. Sungguh gak ada jeruk seenak jeruk di Malang sampai saat ini menurut saya. Bahkan jeruk jeruk ini juga jadi pemasuk merek sunpride. Saya pun sampai ikutan panen jeruk di sini. Walaupun memang gak terlalu besar bentukannya tapi manisnya super banget dan seger bikin siapapun mau nambah terus makan jeruknya. Kembali lagi saya pun dibekali berkantong-kantong jeruk yang tentu aja disambut kesenangan hahaha.

Selain itu, kami diajak juga tuh ke kafe yang bisa metik jeruk sendiri yang punya tentu aja si petani jeruk. Gak sampai situ kita sampai nyobain nyanyi live band yang personilnya bener-bener dadakan hahaha.

Ternyata masih belum capek nih, gak jauh dari tempat ini ada Onsen yang walaupun gak nyobain pemandiannya tetapi nuansa jepangnya kerasa banget. Apalagi menjelang sore saat kabut-kabut mulai turun. Pemandangan magical yang gak bisa ditemui di Jakarta. Suasana jadi berasa ke dunia lain saat kabut turun apalagi ada gapura Jepang yang bikin kita merinding. Nah, segitu aja deh ceritanya capek juga nulis banyak banyak hahaha...

Habis dari Malang, cerita ke mana lagi ya?


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun